Paus Fransiskus menyoroti penganiayaan terhadap orang-orang Kristen saat audiensi mingguan yang diadakan di Vatikan pada 29 April.
Pada akhir rangkaian katekese tentang Sabda Bahagia, Bapa Suci mengatakan bahwa penganiayaan terhadap orang-orang Kristen sekarang lebih besar dibandingkan dengan pada abad-abad awal Kekristenan.
Paus Fransiskus berulang kali menyebutkan bahwa lebih banyak orang Kristen yang tewas pada abad terakhir dibandingkan dengan gabungan dari abad-abad sebelumnya sejak masa Yesus.
Diperkirakan hampir satu juta orang Kristen menjadi martir dalam dekade antara 2005 dan 2015.
“Kita berharap dan berdoa semoga kesengsaraan mereka akan berakhir sesegera mungkin,” kata paus.
Dia meminta orang-orang Kristen untuk mengungkapkan kedekatan mereka dengan saudara-saudari yang dianiaya, yang juga merupakan “anggota Tubuh Kristus yang menderita, yakni Gereja.”
Akan tetapi paus juga memperingatkan “sikap mengasihani diri sendiri,” atau “mentalitas korban.”
Dia mengatakan bahwa ketika orang Kristen dihina oleh orang lain, itu tidak selalu identik dengan penganiayaan.
Dia mengatakan kadang-kadang orang beriman bersalah karena “kita telah kehilangan selera Kristus dan Injil.”
Menunjuk pada contoh Santo Paulus, Paus Fransiskus mencatat bahwa ketika rasul itu menyadari bahwa dirinya benar, ia kemudian menjadi “seorang pria yang penuh kasih, yang dengan senang hati menghadapi penganiayaan yang dideritanya.”
Paus mengatakan bahwa menerima Roh Kristus dapat menuntun orang beriman untuk benar-benar mencintai dunia, bahkan sampai menyerahkan hidup mereka “tanpa kompromi dengan tipuannya.”
Kelompok Save the Persecuted Christians, sebuah koalisi para pemimpin agama dan masyarakat sipil, sebelumnya telah memperingatkan bahwa pandemi virus corona telah membuat situasi banyak orang Kristen menjadi lebih sulit.
“Bagi mereka yang sudah menghadapi penganiayaan yang luar biasa, situasi mereka diperburuk oleh krisis saat ini karena telah menempatkan mereka dalam bahaya yang lebih besar daripada sebelumnya,” kata Dede Laugesen, direktur eksekutif koalisi itu.
Menurut laporan dua tahunan dari Aid to the Church in Need (ACN), sebuah yayasan kepausan yang membantu orang Kristen yang dianiaya, 300 juta orang Kristen mengalami penganiayaan antara 2017 dan 2019.