Paus Fransiskus menyampaikan terima kasih kepada para seniman dan berdoa bagi mereka saat Misa di Vatikan pada tanggal 7 Mei, karena mereka telah “memungkinkan kita semua memahami arti keindahan.”
Paus mengatakan dia menerima surat dari sekelompok seniman yang mengucapkan terima kasih atas doa yang dia sampaikan sebelumnya.
“Saya berdoa agar Tuhan memberkati mereka karena para seniman telah membuat kita memahami arti keindahan,” kata Paus Fransiskus dalam Misa di kediamannya di Casa Santa Marta.
“Tanpa keindahan kita tidak dapat memahami Injil,” katanya, dan mendorong umat beriman agar sekali lagi berdoa untuk para seniman.
Seniman di seluruh dunia telah terkena dampak pandemi virus corona, yang menyebabkan penutupan museum, termasuk yang ada di Vatikan. Pameran karya Raphael untuk menandai peringatan 500 tahun kematiannya dibuka pada bulan Maret dan tidak lama berselang harus ditutup setelah pemerintah Italia mengumumkan penutupan nasional.
Pada tanggal 6 Mei, Paus Fransiskus memuji para seniman saat audiensi mingguannya karena berhasil menafsirkan “tangisan dalam kebisuan yang membebani setiap makhluk dan terutama dalam hati para pria dan wanita.”
Saat Misa keesokan harinya, Paus menguraikan konsep kekristenan yang “lebih dari etika dan prinsip-prinsip moral.”
Dia mengatakan seseorang tidak menjadi Kristen karena visi etisnya. “Kekristenan lebih dari itu,” kata paus.
Dia mengatakan orang Kristen bukanlah sekelompok elit, dan menambahkan bahwa “menjadi orang Kristen berarti menjadi milik orang-orang yang ‘bebas’ dipilih oleh Allah.”
Paus memperingatkan bahwa jika mereka yang mengaku sebagai orang Kristen tidak sadar bahwa mereka milik suatu komunitas, “kita akan menjadi orang Kristen ideologis, bukan orang Kristen sejati.” Karena itu dia meminta umat beriman untuk tidak kehilangan rasa memiliki sebagai umat Allah, bahkan ketika berkali-kali “kita jatuh ke dalam keberpihakan ini.”
Paus mengajak umat beriman untuk selalu sadar sebagai bagian dari umat Tuhan, untuk menyampaikan sejarah keselamatan, untuk melestarikan ingatan umat Allah.
“Ingatlah leluhurmu,” katanya mengutip penulis Surat kepada orang-orang Ibrani dalam Alkitab.
“Penyimpangan yang paling berbahaya dari orang-orang Kristen adalah kurangnya ingatan untuk menjadi bagian dari suatu umat,” tambah paus, dan memperingatkan bahwa dari situlah dogmatisme, moralisme, dan gerakan elitis berasal.