Vatikan meminta umat Kristiani dan Hindu di seluruh dunia untuk membangun “budaya positif dan harapan dalam masyarakat kita” di tengah pandemi virus corona yang melanda dunia.
Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama membuat seruan tersebut menjelang perayaan Diwali, Festival Cahaya, di India, yang akan dimulai pada 14 November.
Festival ini biasanya berlangsung selama lima hari dan dirayakan selama bulan Kartika dalam Lunisolar Hindu.
Salah satu festival Hinduisme yang paling populer, Diwali melambangkan “kemenangan terang atas kegelapan, kebaikan atas kejahatan, dan pengetahuan atas kebodohan” secara spiritual.
Dalam pesan berjudul “Menghidupkan Kembali Semangat Positif dan Harapan selama Pandemi COVID-19 dan Sesudahnya,” dewan Vatikan mengakui bahwa “bahkan harapan dan kepositifan paling berani pun dapat menghilang dalam situasi tragis yang disebabkan oleh pandemi saat ini.”
“Namun, kepercayaan umat Kristen dan Hindu pada penyelenggaraan Tuhan menginspirasi mereka untuk tetap optimis dan bekerja untuk menghidupkan kembali harapan di tengah-tengah masyarakat kita,” tambah pesan itu.
Dewan mencatat bahwa selama pandemi, dunia telah menyaksikan komunitas-komunitas telah berkumpul dalam solidaritas dan kepedulian, dalam tindakan kebaikan dan kasih sayang untuk yang menderita dan yang membutuhkan.
Ini telah membuat orang lebih menghargai pentingnya hidup berdampingan dan kebutuhan satu sama lain untuk kesejahteraan semua dan rumah bersama, kata dewan tersebut.
Menurut dewan Vatikan tradisi agama Kristen dan Hindu “mengajari kita untuk tetap positif dan penuh harapan bahkan di tengah kesulitan.”
“Dalam menghargai tradisi dan ajaran agama itu,” dewan mengungkapkan harapan bahwa di tengah krisis kesehatan global, umat Kristen menularkan apa yang disebut Paus Fransiskus sebagai “virus harapan.”
Dilembagakan oleh Paus St. Paulus VI pada tahun 1964, Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama mengirimkan pesan setiap tahun pada kesempatan Perayaan Diwali dan perayaan Ramadhan umat Muslim, serta perayaan Waisak umat Buddha.