Pemimpin Gereja Katolik di Sri Lanka Kardinal Malcolm Ranjith menyatakan kekecewaannya atas ketidakjelasan penyelidikan oleh pemerintah atas ledakan Minggu Paskah 2019 yang menghancurkan tiga gereja.
Kardinal Malcolm Ranjith, uskup agung Kolombo, mengatakan dia akan meminta bantuan organisasi internasional jika pemerintah gagal memberikan keadilan kepada para korban pemboman.
Pembom yang diyakini sebagai anggota National Thawheed Jamaat, sebuah kelompok yang terkait dengan ISIS, melakukan serangkaian serangan yang menghancurkan tiga gereja dan beberapa hotel mewah di negara itu pada 21 April 2019. Serangan itu menewaskan setidaknya 258 orang.
Sebuah komisi yang ditugaskan untuk menyelidiki pemboman tersebut tidak mempublikasikan laporannya.
“Kita akan tahu apa yang dilakukan pemerintah setelah menyampaikan laporan tersebut,” kata Kardinal Ranjith, seperti dilaporkan Associated Press. Ia menambahkan bahwa jika itu tidak terjadi, “ada organisasi internasional di luar negeri dan kami akan bertindak sesuai dengan itu.”
Kardinal Ranjith mengatakan dia akan mencari bantuan dari kelompok internasional “untuk mencapai keadilan.”
Ia mengatakan penyelidikan sepertinya dilakukan untuk kepentingan penyelidikan tanpa minat yang tulus.
Kardinal itu mengatakan dia telah memutuskan “pendekatan alternatif dalam kaitannya dengan satu masalah tertentu melalui pengadilan.”
Ia mengatakan sangat kecewa karena penyelidikan hanya berfokus pada kegagalan untuk mencegah serangan itu dan bukan pada dalang di balik serangan tersebut.