Biarawati Filipina yang dikenal karena memperjuangkan keadilan sosial dan hak asasi manusia meninggal pada usia 67 tahun pada 11 April.
Suster Mary Francis Añover dari tarekat Religious Puteri Kasih (RSM) didiagnosis menderita kanker payudara stadium 3 pada November tahun lalu.
Selama dua period ia menjadi anggota dewan umum RSM Internasional dan dua kali sebagai koordinator nasional Misionaris Pedesaan Filipina (RMP) dari 2010 hingga 2016.
Tahun 2014, Suster Añover memimpin kampanye anti tambang
yang beroperasi dalam skala besar yang mengancam akan menggusur ribuan penduduk asli di Filipina selatan.
Suster itu juga memelopori kampanye untuk perlindungan pekerja pedesaan dan pertanian dan mendorong reformasi pertanahan nasional bahkan setelah masa jabatannya sebagai koordinator nasional RMP.
Biarawati misionaris itu adalah seorang yang sangat vokal terhadap pembunuhan bermotif politik, fitnah terhadap kelompok hak asasi manusia berbasis gereja, dan pemberian tanda merah terhadap para aktivis.
Asosiasi Pemimpin Tarekat Religius di Filipina memberikan “penghormatan tertinggi” kepada Suster Añover, yang digambarkan sebagai “pejuang misi pedesaan yang ulung.”
Pastor Angel Cortez, sekretaris eksekutif asosiasi pemimpin tarekat religius, mengatakan kematian Suster Añover menjadi “kehilangan besar bagi kaum miskin pedesaan yang mencari keadilan dan kesetaraan sosial.”
Ofelia Cantor dari Platform Perdamaian Ekumenis Filipina menggambarkan Suster Añover sebagai seorang biarawati misionaris yang “sangat peduli untuk duduk dan mendengarkan narasi dari masyarakat miskin pedesaan dan penduduk asli.”
Jenazah Suster Añover dikremasi dan akan dibawa ke kampung halamannya di provinsi Leyte di Filipina tengah akhir pekan ini.