Paus Fransiskus mengingatkan para putera dan puteri altar untuk selalu menjadi suci dan hidup tidak dengan meniru orang lain saat menyampaikan pesan untuk perayaan Peziarahan Nasional ke-25 para misdinar di Fatima, Portugal.
Paus meminta para putera dan puteri altar untuk “menaruh antusiasme jiwa muda mereka ke dalam perjumpaan dengan Yesus.”
Ia meminta para misdinar untuk selalu memperhatikan sikap mereka saat melayani dalam Misa dan untuk selalu berperilaku “sesuai dengan melayani hal-hal yang kudus”.
“Anda telah diajar bahwa dalam Misa Kudus, sepotong roti kecil itu berubah menjadi tubuh Kristus dan anggur dalam piala menjadi darah Kristus,” kata Paus Fransiskus.
“Ketika melayani di altar, matamu tidak melihat Yesus, tetapi hati dan bibirmu memujaNya.”
“Benar. Yesus ada di sana senyata dan sesempurna dia di surga. Dan melihatmu, Dia pasti mengenali seorang malaikat,” kata paus.
“Persembahkan tangan, pikiran, dan waktu Anda kepada Yesus, dan Dia tidak akan gagal memberimu balasan, memberimu sukacita sejati dan membuatmu merasakan kebahagiaan yang paling lengkap.”
Pesan paus itu dikirim untuk pertemuan pelayan altar pada 1 Mei melalui ketua Komisi Liturgi dan Spiritualitas Waligereja Portugal.
Mengutip kembali pesannya dalam Seruan Apostolik Pasca-Sinode 2019 Christus Vivit, paus mengingatkan para misdinar bahwa mereka “tidak akan menjadi suci dan menemukan kepuasan dengan meniru orang lain.”
Ia mengatakan bahwa kesaksian orang-orang kudus berguna untuk memotivasi kita menuju kekudusan, namun meniru orang-orang kudus tidak berarti meniru cara mereka menjalani kehidupan dalam kekudusan karena itu dapat “menyesatkan kita dari jalan unik dan istimewa yang Tuhan rencanakan untuk kita.”
“Anda harus menemukan siapa diri Anda dan mengembangkan cara Anda sendiri untuk menjadi suci, apa pun yang dikatakan atau dipikirkan orang lain,” kata paus.
“Menjadi orang suci berarti menjadi diri sendiri yang lebih utuh, menjadi apa yang Tuhan ingin impikan dan ciptakan, dan bukan fotokopi,” tambahnya.
Mengenang kata-kata Beato Carlo Acutis, paus mengatakan : “Semua dilahirkan sebagai asli, tetapi banyak yang meninggal sebagai fotokopi.”
“Tolong, para putera dan puteri altar yang terkasih, jangan biarkan dirimu menjadi orang yang setengah-setengah,” kata paus. “Jangan ikuti orang negatif, tapi tetap pancarkan di sekitarmu cahaya dan harapan yang datang dari Tuhan.”