Paus Fransiskus memulai pekan omo dengan mengingatkan umat beriman untuk “mencintai seperti Kristus” dan berpaling dari cinta akan uang dan kekuasaan.
Dalam pesannya saat doa Regina Caeli pada hari Minggu, 9 Mei, paus mengingatkan para peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus bahwa “Yesus meminta kita untuk tinggal dalam kasih-Nya,” bukan dalam “penyembahan diri kita sendiri.”
“Untuk mencintai seperti Kristus berarti mengatakan ‘tidak’ kepada ‘cinta’ lain yang ditawarkan dunia kepada kita, yaitu cinta uang -karena mereka yang mencintai uang tidak mencintai seperti Yesus- cinta kesuksesan, kesombongan, kekuasaan,” katanya.
Paus Fransiskus mengatakan cara-cara ‘cinta’ yang licik ini menjauhkan kita dari cinta Tuhan dan menuntun kita menjadi semakin egois, narsistik, sombong.
“Dan bersikap sombong menyebabkan kemerosotan cinta, pelecehan terhadap orang lain, membuat orang yang kita cintai menderita,” kata paus.
“Orang-orang yang menyembah diri sendiri, hidup dalam cermin, selalu melihat diri mereka sendiri,” kata Paus Fransiskus serta menambahkan bahwa cinta yang Yesus berikan kepada kita adalah “murni, tanpa syarat, kasih yang diberikan dengan cuma-cuma.”
“Dengan memberikannya kepada kita, Yesus memperlakukan kita seperti sahabat, membuat kita mengenal Bapa, dan Dia melibatkan kita dalam misi-Nya yang sama untuk kehidupan dunia,” katanya.
Paus mengatakan bahwa untuk mengasihi Tuhan membutuhkan seseorang yang bisa “melayani saudara-saudaramu, seperti yang Dia lakukan dalam membasuh kaki para murid.”
“Itu berarti membuat diri kita selalu sedia, apa adanya dan dengan apa yang kita miliki. Ini berarti mencintai bukan dengan kata-kata tapi dengan perbuatan. “
“Mencintai sebagaimana Tuhan mencintai kita, berarti menghargai orang-orang di samping kita dan menghormati kebebasan mereka, mencintai mereka apa adanya, tanpa syarat,” katanya.
Bapa Suci mengajak semua orang Kristen untuk tinggal dalam kasih Yesus “agar sukacita kita penuh.”
“Sukacita mengetahui bahwa kita dicintai oleh Tuhan meskipun ketidaksetiaan kita memungkinkan kita untuk menghadapi cobaan hidup dengan percaya diri, membuat kita hidup melalui krisis sehingga menjadi manusia yang lebih baik,” katanya.
“Keberadaan kita sebagai saksi sejati mencakup hidup dalam sukacita ini, karena sukacita adalah tanda khas seorang Kristen sejati,” tambah paus.