Sepertiga dari misionaris Yesuit di seluruh dunia yang meninggal karena penyakit virus corona adalah orang India.
Di India sendiri, anggota Serikat Yesus atau Yesuit menyumbang jumlah kematian terbesar di antara para imam tarekat itu.
India memiliki lebih dari 4.000 Yesuit dan menjadi kelompok terbesar di dunia.
Sebuah daftar yang diedarkan oleh Pastor Arturo Sosa, superior jenderal Serikat Yesus, menunjukkan bahwa sebanyak 158 Yesuit meninggal karena COVID-19 dalam satu tahun terakhir, mulai Juni 2020.
Imam itu mengatakan 50 dari mereka yang sudah meninggal adalah orang India dan dua orang Sri Lanka.
“Daftar ini panjang, dan akan lebih panjang lagi jika kami menambahkan nama semua kerabat kami yang telah mendahului kami,” kata Pastor Sosa dalam suratnya.
“Kita sekarang tahu bahwa pandemi ini masih jauh dari selesai, dan kita harus tetap waspada untuk mencegah penyebaran virus ke orang-orang di sekitar kita,” tambahnya.
“Kami juga tahu bahwa keadaan darurat ini membutuhkan perubahan menyeluruh atas gaya hidup dan metode pembangunan kami,” kata imam itu dalam suratnya tertanggal 25 Juni.
Kematian karena penyakit virus corona mengikis jumlah imam Yesuit yang terus mengalami penurunan.
Pada 2018, Serikat Yesus memiliki 15.842 anggota, 11.389 orang imam dan 4.453 orang dalam formasi. Jumlah ini berkurang 56 persen dari 36.038 pada tahun 1965, ketika keanggotaan tarekat itu mencapai puncaknya.
Pada September 2019, sebelum pandemi melanda dunia, Pastor Sosa memperkirakan bahwa pada tahun 2034 jumlahnya akan berkurang menjadi sekitar 10.000 Yesuit, dengan usia rata-rata yang jauh lebih muda dan dengan pergeseran dari Eropa ke Amerika Latin, Afrika, dan India.
Pastor Sosa mengimbau provinsi, wilayah, dan komunitas kongregasi itu untuk mengatur waktu berdoa untuk mengenang para korban COVID-19.