Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus kepada OMK: Kristus membebaskan kita dari godaan berhala

Paus Fransiskus kepada OMK: Kristus membebaskan kita dari godaan berhala

“Beranilah untuk menjalani masa mudamu dengan menyerahkan diri kepada Tuhan dan memulai perjalanan bersama-Nya,” kata Paus Fransiskus

Dalam sebuah pesan dalam rangka Festival Orang Muda Medjugorje yang diadakan pada hari Senin, Paus Fransiskus mengatakan kepada Orang Muda Katolik bahwa tatapan kasih Kristus dapat membebaskan mereka dari ketertarikan pada berhala.

“Beranilah untuk menjalani masa mudamu dengan mempercayakan diri kepada Tuhan dan memulai perjalanan bersama-Nya,” kata paus pada 2 Agustus.

“Biarkan dirimu ditaklukkan oleh tatapan penuh kasihNya yang membebaskan kita dari godaan berhala, dari kekayaan palsu yang menjanjikan kehidupan tetapi menyebabkan kematian,” kata paus. “Jangan takut untuk menyambut Sabda Kristus dan menerima panggilan-Nya.”




Pesan Paus Fransiskus itu dikirim pada hari kedua Festival Pemuda Medjugorje ke-32 yang berlangsung di Bosnia dan Herzegovina pada 1-8 Agustus.

Dalam pesan itu paus berbicara tentang seorang pemuda kaya dalam Injil, yang berangkat untuk bertemu Tuhan dengan antusias dan dengan keinginan untuk mengetahui bagaimana dia dapat mencapai kehidupan kekal.

“Injil tidak memberi tahu kita nama pemuda itu, dan ini menunjukkan bahwa dia dapat mewakili kita masing-masing,” kata Paus Fransiskus.

Bapa Suci mengatakan bahwa Yesus mengarahkan pemuda itu pada perintah Allah, sebagai langkah pertama yang harus diambil untuk mewarisi kehidupan kekal.

Ketika pemuda itu berkata bahwa dia sudah mengasihi sesamanya, Yesus mengatakan kepadanya, ”Jika kamu ingin menjadi sempurna, pergilah, jual segala yang kamu miliki, berikan uangnya kepada orang miskin, maka kamu akan beroleh harta di surga.”

- Newsletter -

“Apa yang Yesus sarankan bukanlah seorang pria yang kehilangan segalanya, tapi sebagai seorang yang bebas dan kaya dalam hubungan,” kata Paus Fransiskus. “Jika hati dipenuhi harta, Tuhan dan sesama hanya akan menjadi benda lain. Memiliki dan menginginkan terlalu banyak akan memberatkan hati kita dan membuat kita tidak bahagia dan tidak mampu mencintai.”

Langkah ketiga yang Yesus usulkan kepada pemuda itu adalah “Mari, ikuti aku.”

Mengutip ensiklik Paus emeritus Benediktus XVI Veritatis Splendor, Paus Fransiskus mengatakan, “mengikuti Kristus bukanlah meniru bagian luar, karena hal itu menyentuh batin terdalam manusia. Menjadi murid Yesus berarti menjadi serupa dengan Dia.”

“Sebagai imbalannya, kita akan menerima kehidupan yang kaya dan bahagia, penuh dengan wajah begitu banyak saudara dan saudari, dan ayah dan ibu dan anak-anak… (Mat 19:29),” kata paus. “Mengikuti Kristus bukanlah kerugian, tetapi keuntungan yang tak terhitung, sementara pelepasan menyangkut rintangan yang menghalangi perjalanan kita.”

“Jangan putus asa seperti pemuda kaya dalam Injil. Arahkan pandanganmu pada Maria, contoh luar biasa tentang meniru Kristus, dan percayakan dirimu kepada Maria, yang dengan mengatakan ‘ini aku’ menanggapi panggilan Tuhan tanpa ragu-ragu,” kata paus.

“Kita datang kepada Maria untuk menemukan kekuatan dan menerima rahmat yang memungkinkan kita untuk mengatakan ‘ini aku Tuhan.”

Festival Pemuda Medjugorje difokuskan pada doa, Misa, adorasi Sakramen Mahakudus, Rosario, dan prosesi Maria. Kegiatan selama minggu ini juga mencakup pelajaran agama, kesaksian, dan pertunjukan musik.

“Even ini, seperti yang dikatakan banyak orang, memiliki kekuatan untuk mengarahkan kita pada jalan menuju Tuhan,” kata paus.

Kardinal Robert Sarah, mantan prefek Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen merayakan Misa pembukaan festival itu pada 1 Agustus. Awal bulan ini, Kardinal Sarah menjalani operasi prostat dengan robot di Italia selatan.

Dalam homilinya, Kardinal Sarah mengatakan “kita datang ke sini, ke Medjugorje, untuk memperbarui iman kita kepada Yesus Kristus, Penebus kita, yaitu untuk membangun hubungan yang otentik dan penting dengan Dia, Tuhan dan Allah kita, sehingga dalam doa kita dapat menjawab pertanyaan penting: Bagaimana kita menemukan Yesus dan bagaimana berperilaku dalam kehadiran-Nya yang penuh kekuatan?

“Banyak dari orang-orang sezaman kita, bahkan bisa saya mengatakan sangat banyak yang begitu dekat dengan kita, dalam keluarga kita, sahabat-sahabat kita, tempat kita belajar dan bekerja, tampak tidak peka, acuh tak acuh, bahkan menentang dan memusuhi pertanyaan tentang keberadaan Tuhan,” kata Kardinal Sarah.

“Mereka bahkan mengklaim bahwa mereka tidak lagi memikirkan iman sama sekali dan itu adalah tanda bahwa mereka bebas,” katanya.

Kardinal itu mendorong orang-orang muda untuk mengingat baptisan mereka dan, seperti yang dikatakan St. Paulus dalam Efesus 4:24, “kenakan manusia baru, yang diciptakan oleh Allah dalam kebenaran dan kekudusan kebenaran.”

“Hari ini Kristus memanggil kita untuk memandang ke atas. Sangat penting untuk mengingatkan dunia modern bahwa makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan,” katanya.

“Yesus, yang mengetahui hati manusia, ingin menanggapi keinginan terdalam kita, aspirasi kita yang paling penting, rasa lapar akan cinta serta kehausan akan Yang Mutlak,” lanjut Sarah.

Ia mengatakan Ekaristi adalah “obat yang memungkinkan kita meninggalkan zona kenyamanan dan keamanan palsu kita, yang ditandai dengan relativisme, dan menyeberang ke zona Injil Kebenaran dan Keselamatan jiwa kita.”

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: yourvoice@licas.news

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Exit mobile version