Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Uskup Myanmar minta agar imam dan katekis yang ditangkap segera dibebaskan

Uskup Myanmar minta agar imam dan katekis yang ditangkap segera dibebaskan

Pastor Noel Hrang Tin Thang dan seorang katekis ditangkap oleh aktivis CDF ketika mereka sedang dalam perjalanan dari kota Surkhua ke Hakha

Uskup Katolik di negara bagian Chin Myanmar meminta agar seorang imam dan seorang katekis yang dilaporkan ditangkap oleh kelompok aktivis Chinland Defense Force (CDF) pada 26 Juli segera dibebaskan.

“Saya meminta para pemimpin CDF agar segera membebaskan mereka berdua,” kata Uskup Keuskupan Hakha di Myanmar barat Mgr Hre Kungdalam sebuah pernyataan pada 1 Agustus.

Prelatus itu mengatakan Pastor Noel Hrang Tin Thang dan seorang katekis, yang tidak disebutkan namanya dalam pernyataan itu, sedang melakukan perjalanan dari kota Surkhua ke Hakha ketika ditangkap oleh aktivis CDF.




Kelompok aktivis menuduh imam itu yang telah membantu orang-orang terlantar akibat pertempuran di wilayah itu antara pasukan pemerintah dan aktivis bersenjata, juga membantu militer.

Namun, Pastor Paul Thla Kio, seorang imam di Hakha, mengatakan kepada kantor berita Katolik Fides, bahwa Pastor Tin Thang hanya berbicara dengan seorang jenderal Katolik yang sering mengunjungi kediaman para imam.

Pastor yang diculik itu bahkan meminta jenderal militer untuk menghindari pertempuran di kota itu, kata Pastor Thla Kio, dan menambahkan bahwa setelah dialog, para tentara bahkan menyuruh para imam dan suster untuk melanjutkan pekerjaan mereka dengan masyarakat.

Sementara itu, CDF mengumumkan bahwa imam dan katekis itu dalam keadaan baik dan diperlakukan dengan baik.

- Newsletter -

Kelompok yang melakukan perlawanan terhadap militer itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka memperkirakan akan terjadi bentrokan hebat dalam beberapa hari mendatang dengan pasukan negara di kota Mindat.

CDF mengklaim bahwa salah satu tujuan mereka adalah “untuk melindungi warga sipil” dari militer, penghapusan konstitusi Myanmar tahun 2008, dan berakhirnya kediktatoran militer.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: yourvoice@licas.news

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Exit mobile version