Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Delapan imam baru Yesuit ditahbiskan di Semarang

Delapan imam baru Yesuit ditahbiskan di Semarang

Pentahbisan yang dilakukan oleh Uskup Agung Semarang itu merupakan tahbisan imam terbesar dalam beberapa tahun terakhir untuk Provinsi Yesuit Indonesia

Provinsi Yesuit Indonesia mendapat tambahan delapan imam baru yang ditahbiskan di Keuskupan Agung Semarang pekan lalu, Radio Veritas Asia melaporkan.

“Kami bersyukur kepada Tuhan karena mengizinkan kami untuk menyelesaikan penahbisan tahun ini, yang dibatalkan tahun lalu karena pandemi,” kata Pastor Benedictus Hari Juliawan, pemimpin provinsi Yesuit Indonesia.

Sebuah laporan AsiaNews mengatakan tahbisan yang diadakan pada 19 Agustus itu adalah tahbisan imam terbesar dalam beberapa tahun terakhir untuk Provinsi Yesuit Indonesia. Kedelapan imam baru itu berasal dari Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.

“Tuhan memberi kami kesempatan yang melimpah, dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan,” kata Pastor Juliawan dan meminta dukungan bagi para imam baru itu.




Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko menahbiskan delapan imam baru itu di Gereja Paroki St. Antonius di Kota Baru, Yogyakarta, Jawa Tengah, di tengah pembatasan kesehatan yang ketat akibat virus corona.

Keikutsertaan dalam perayaan itu terbatas pada mereka yang menjalani karantina mandiri dan yang dinyatakan negatif COVID-19.

Dalam homilinya, Mgr Robertus mengatakan tahbisan itu adalah “panen besar bagi Gereja” dan mengingatkan para imam baru untuk selalu menjadi manusia orang yang berkomitment bagi Gereja, pendoa, dan pewarta.

Pastor Juliawan mengatakan bahwa sebagai anggota Yesuit dan orang-orang yang diutus untuk misi suci, masing-masing imam baru diharapkan untuk menunjukkan hati dan semangat yang gembira untuk melakukan tugas-tugas mereka ke mana pun mereka diutus.

- Newsletter -

“Kami percaya bahwa menjadi imam dan Yesuit adalah jalan hidup kami,” kata Pastor Martinus Dam Febrianto, SJ salah satu dari imama yang baru ditahbiskan.

“Kami merasa bahwa Tuhan sendiri yang memanggil kami dan ini adalah jalan terbaik bagi kami,” katanya. Ia menambahkan bahwa itulah “tujuan kita diciptakan, untuk keselamatan jiwa dan kemuliaan Tuhan di dunia ini.”

Jumlah umat Katolik hanya mencapai sekitar 3,12 persen dari populasi Indonesia pada tahun 2018 yang tersebar di 10 keuskupan agung dan 27 keuskupan di seluruh Indonesia.

Agama Katolik di Indonesia dimulai dengan kedatangan Portugis untuk mencari rempah-rempah di kepulauan itu pada abad ke-16.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: yourvoice@licas.news

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Exit mobile version