Jepang dengan tegas menolak untuk mengeluarkan visa bagi dua diplomat asal Myanmar yang ditunjuk oleh junta militer untuk Tokyo menggantikan dua diplomat yang dipecat pada bulan Maret oleh pemerintah militer.
Berbagai laporan Jepang mengutip sumber-sumber pemerintah yang mengatakan bahwa mengizinkan penggantian atas kedua diplomat yang dipecat sama saja dengan mengakui kudeta militer terhadap pemimpin terpilih Myanmar pada Februari.
Laporan media mengatan militer Myanmar telah meminta agar Jepang mengeluarkan visa diplomatik bagi kedua diplomat pengganti. Tokyo mengatakan “sedang mempertimbangkan” permintaan tersebut meskipun belum melakukan apa-apa.
Jepang masih mengakui status diplomatik dua diplomat yang dipecat setelah mereka memboikot tugas mereka di Kedutaan Besar sebagai protes atas kudeta.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Singapura mengatakan apa yang dilakukan Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) di Myanmar belum seefektif yang diharapkan.
PBB dan banyak negara telah mendesak ASEAN, yang beranggotakan 10 negara termasuk Myanmar, untuk memulihkan stabilitas melalui diplomasi.
“(ASEAN) tidak seefektif atau secepat yang kita harapkan. Tapi ini adalah situasi yang sulit,” kata Vivian Balakrishnan dari Singapura dalam sebuah wawancara dengan Reuters.
Bulan April lalu, ASEAN mengumumkan konsensus lima poin yang bertujuan untuk menyelesaikan krisis di Myanmar.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, asoasia itu menunjuk menteri luar negeri kedua Brunei sebagai utusan khusus untuk Myanmar pada awal Agustus.
Balakrishnan berharap akan ada kemajuan untuk dilaporkan dari kunjungan utusan itu sebelum KTT para pemimpin ASEAN pada bulan November. Namun dia mengingatkan bahwa militer harus memberi utusan itu akses kepada semua pemangku kepentingan agar kunjungan itu bermakna.
“Tes litmus kunci adalah bagaimana mereka terlibat dengan utusan khusus kami,” kata Balakrishnan.
Korban tewas akibat kudeta pada 1 Februari di Myanmar mencapai 1.000 minggu ini, menurut kelompok aktivis Lembaga Bantuan Tawanan Politik yang telah merekam pembunuhan oleh pasukan keamanan.
Ekonomi Myanmar sudah runtuh dan krisis kemanusiaan memburuk dalam sebulan terakhir akibat infeksi virus corona yang terus melonjak, melebihi kapasitas sistem kesehatan.
Balakrishnan menyebut situasinya “mengerikan” dan mengatakan bahwa ASEAN berusaha konstruktif, memfasilitasi dialog dan memberikan bantuan kemanusiaan. – Ditambah dengan laporan dari Reuters