Gereja Katolik di Wuhan, Tiongkok akan menahbiskan seorang uskup baru pada hari Rabu, 8 September, bertepatan dengan Pesta Kelahiran Maria.
Situs berita Katolik AsiaNews melaporkan bahwa Pastor Giuseppe Cui Qingqi akan ditahbiskan menjadi uskup pada jam 8:08 pagi di Katedral St. Yoseph.
Laporan itu mengatakan beberapa sumber sudah dikonfirmasi mengenai berita tersebut
Wuhan berada di bawah Keuskupan Agung Hankou dan uskup agungnya bertahta di Katedral St. Yoseph, di Hankou, Wuhan.
Sejak tahun 1961, keuskupan agung tersebut menjadi keuskupan “bawah tanah” tanpa administrator apostolik. Namun, kota itu menyaksikan penahbisan dua uskup pertama, pada 13 April 1958, tanpa persetujuan Takhta Suci.
Menurut AsiaNews, tahbisan seorang uskup untuk Wuhan “telah lama dinantikan.”
Pada tahun 2007, otoritas Tiongkok mengumumkan bahwa mereka telah memilih Pastor Joseph Shen Guo’an dan mendukungnya sebagai calon uskup. Tahbisannya ditetapkan pada 9 Juni 2011, namun dibatalkan tanpa penjelasan beberapa hari sebelum hari pelaksanaannya.
Pastor Shen terus bertindak sebagai pemimpin keuskupan sampai ia dipindahkan ke pos lain pada Desember 2012. Ia kemudian digantikan oleh Pastor Cui sebagai administrator keuskupan.
Pastor Cui, seorang imam Fransiskan, lahir pada tahun 1964 di Changzhi (Shanxi) dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1991.
Selain sebagai administrator keuskupan, ia pernah menjadi sekretaris dan vikaris jenderal keuskupan.
Laporan kantor berita itu mengatakan bahwa pemilihannya yang “demokratis” sebagai calon uskup berlangsung pada 27 September 2020. Pejabat gereja setempat telah menyerahkan nama Pastor Cui ke Vatikan, tambah laporan itu.
Penahbisan Pastor Cui akan menjadi yang keempat setelah perjanjian Vatikan dengan Tiongkok tentang penunjukan uskup diperbarui Oktober tahun lalu.
Yang pertama ditahbiskan berdasarkan kesepakatan itu adalah uskup Qingdao (Shandong), kemudian uskup Hongdong-Linfen (Shanxi), dan Mgr. Li Hui, yang ditahbiskan sebagai uskup koajutor Pingliang (Gansu) pada 28 Juli.
Sejak tahun 1961, keuskupan agung tersebut menjadi keuskupan “bawah tanah” tanpa administrator apostolik. Namun, kota itu menyaksikan penahbisan dua uskup pertama, pada 13 April 1958, tanpa persetujuan Takhta Suci.
Menurut AsiaNews, tahbisan seorang uskup untuk Wuhan “telah lama dinantikan.”
Pada tahun 2007, otoritas Tiongkok mengumumkan bahwa mereka telah memilih Pastor Joseph Shen Guo’an dan mendukungnya sebagai calon uskup. Tahbisannya ditetapkan pada 9 Juni 2011, namun dibatalkan tanpa penjelasan beberapa hari sebelum hari pelaksanaannya.
Pastor Shen terus bertindak sebagai pemimpin keuskupan sampai ia dipindahkan ke pos lain pada Desember 2012. Ia kemudian digantikan oleh Pastor Cui sebagai administrator keuskupan.
Pastor Cui, seorang imam Fransiskan, lahir pada tahun 1964 di Changzhi (Shanxi) dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1991.
Selain sebagai administrator keuskupan, ia pernah menjadi sekretaris dan vikaris jenderal keuskupan.
Laporan kantor berita itu mengatakan bahwa pemilihannya yang “demokratis” sebagai calon uskup berlangsung pada 27 September 2020. Pejabat gereja setempat telah menyerahkan nama Pastor Cui ke Vatikan, tambah laporan itu.
Penahbisan Pastor Cui akan menjadi yang keempat setelah perjanjian Vatikan dengan Tiongkok tentang penunjukan uskup diperbarui Oktober tahun lalu.
Yang pertama ditahbiskan berdasarkan kesepakatan itu adalah uskup Qingdao (Shandong), kemudian uskup Hongdong-Linfen (Shanxi), dan Mgr. Li Hui, yang ditahbiskan sebagai uskup koajutor Pingliang (Gansu) pada 28 Juli.