Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Jumlah kematian Covid-19 sebenarnya di Wuhan melebihi 40.000

Jumlah kematian Covid-19 sebenarnya di Wuhan melebihi 40.000

Jumlah korban meninggal yang sebenarnya akibat virus corona di Wuhan, Cina bisa mencapai 40.000, jauh melebihi klaim otoritas Cina hanya sekitar 2.500 orang di kota yang menjadi pusat pandemi global.

Dengan dicabutnya lockdown secara perlahan di kota Wuhan, rumah pemakaman mulai membagikan guci kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai karena virus.

Secara resmi, kota ini mengalami lebih dari 50.000 kasus virus corona, dan diperkirakan 2.535 kematian. Namun, pengiriman secara massal sisa-sisa kremasi bisa melampaui angka-angka itu.




Radio Free Asia (RFA) melaporkan bahwa pada minggu sebelumnya, tujuh rumah duka besar yang melayani daerah metropolitan besar telah membagikan rata-rata 500 guci setiap hari.

“Itu [angka kematian resmi] tidak mungkin benar … karena insinerator telah bekerja sepanjang waktu, jadi bagaimana bisa begitu sedikit orang yang mati?” seorang warga Wuhan bermarga Zhang mengatakan kepada RFA pada 29 Maret.

“Mereka mulai membagikan abu dan memulai upacara pemakaman pada hari Senin [25 Maret],” katanya.

Caixin, sebuah media investigasi Cina, juga melaporkan bahwa pembukaan kembali kamar mayat di Wuhan dipadati anggota keluarga yang bahkan mengatri hingga lima jam untuk menerima abu dari orang yang mereka cintai.

- Newsletter -

Sebuah foto yang diterbitkan oleh media itu memperlihatkan sebuah truk di satu kamar mayat membawa 2.500 guci, dan sopirnya mengatakan ia telah mengirimkan jumlah yang sama pada hari sebelumnya.

Foto lain yang diambil pada hari yang sama di fasilitas itu memperlihatkan tumpukan 3.500 guci.

Caixin mencatat bahwa secara bersama-sama, jumlah guci yang didokumentasikan di kamar mayat selama periode itu saja mencapai dua kali lipat dari jumlah kematian resmi di kota itu.

Pengguna media sosial Cina memperkirakan bahwa 3.500 guci akan diserahkan setiap hari mulai 23 Maret hingga 4 April, yang bertepatan dengan Qing Ming, yang dikenal sebagai Hari Penyapu Makam, ketika keluarga mengunjungi makam leluhur mereka untuk membersihkan kuburan.

Jika benar, perkiraan itu akan membawa korban tewas menjadi 42.000.

Perkiraan yang populer lainnya didasarkan pada kapasitas kremasi rumah duka di kota itu, yang menempatkan korban tewas 46.800.

Seorang warga Wuhan bernama Chen Yaohui mengatakan kepada RFA bahwa pejabat kota telah membagikan 3.000 yuan ($422,8) tunjangan pemakaman “sebagai uang diam” agar tidak mengungkapkan tingkat kematian aktual.

“Jumlah resmi kematian adalah 2.500 orang … tetapi sebelum epidemi dimulai, krematorium kota biasanya dikremasi sekitar 220 orang sehari,” katanya.

“Tetapi selama epidemi, mereka mendatangkan pekerja kremasi dari seluruh China ke Wuhan untuk melakukan kremasi sepanjang waktu,” katanya.

Chen menambahkan bahwa tidak ada seorang pun di kota itu yang percaya jumlah kematian resmi.

Penduduk lain yang diidentifikasi sebagai Gao juga memperkirakan bahwa berdasarkan kapasitas krematorium kota dan kegiatan baru-baru ini, angka kematian resmi tampaknya tidak masuk akal.

“Siapa pun yang melihat angka itu akan menyadari, siapa pun dengan kemampuan berpikir,” kata Gao. “Mereka hanya bicarakan tentang [2.535] orang?”

“Tujuh krematorium bisa melewati lebih dari itu [dalam satu hari].”

Bloomberg melaporkan bahwa pada kuartal keempat 2019, ketika pandemi virus corona dimulai, ada 56.007 kremasi di Wuhan, menurut data dari badan urusan sipil kota.

Angka itu 1.583 lebih tinggi dari kuartal keempat 2018 dan 2.231 lebih tinggi dari kuartal keempat 2017.

Bloomberg, mengutip Caxin, mencatat bahwa beberapa orang kemungkinan meninggal karena virus corona baru tanpa pernah dites penyakitnya. Orang-orang juga diyakini meninggal karena kondisi lain karena mereka tidak dapat mendapatkan perawatan yang memadai karena sistem kesehatan kota yang terlalu terbebani.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest