Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Vatikan sambut keputusan pengadilan yang membebaskan Kardinal Pell

Vatikan sambut keputusan pengadilan yang membebaskan Kardinal Pell

Vatikan menyambut baik keputusan Pengadilan Tinggi Australia yang membatalkan vonis Kardinal George Pell yang didakwa dengan lima dakwaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Dalam sebuah pernyataan, Tahta Suci mengatakan bahwa pihaknya “selalu menyatakan kepercayaan pada otoritas kehakiman Australia” dan menyambut keputusan bulat pengadilan.

“Mempercayakan kasusnya ke pengadilan, Kardinal Pell selalu menyatakan tidak bersalah, dan telah menunggu kebenaran dipastikan,” bunyi pernyataan Vatikan.




Ditambahkan bahwa “Takhta Suci menegaskan kembali komitmennya untuk mencegah dan mengejar semua kasus pelecehan terhadap anak di bawah umur.”

Kardinal Pell dibebaskan dari penjara pada 7 April setelah pengadilan dengan bulat-bulat membatalkan tuduhan terhadapnya dan mengakhiri pertarungan hukum selama lima tahun.

Kardinal, yang menjabat bendahara Vatikan saat tuduhan pelecehan seks dilontarkan terhadapnya, adalah pejabat Katolik tingkat tertinggi yang pernah secara terbuka dituduh melakukan pelanggaran seksual  anak.

Kardinal Pell membantah tuduhan yang diajukan oleh seorang pria berusia 30-an yang mengklaim bahwa sebagai seorang anak di tahun 1990-an ia dilecehkan oleh prelatus itu.

- Newsletter -

Dalam sebuah wawancara polisi pada tahun 2016, kardinal menggambarkan tuduhan itu sebagai “produk fantasi.”

Dalam sebuah pernyataan setelah keputusan pengadilan, Kardinal Pell mengatakan dia “tidak memiliki niat tidak baik” terhadap penuduhnya.

“Saya tidak ingin pembebasan saya menambah rasa sakit dan kepahitan yang dirasakan banyak orang. Pasti ada yang terluka dan cukup pahit,” katanya.

“Intinya adalah bahwa saya tidak melakukan kejahatan yang mengerikan ini,” tambah pernyataan kardinal.

Dalam sebuah wawancara dengan Catholic News Agency setelah dibebaskan dari penjara, Kardinal Pell mengatakan dia selalu berharap akan keputusan pengadilan yang membebaskannya dari semua tuduhan.

“Apa yang saya benar-benar nantikan adalah merayakan Misa pribadi,” katanya kepada CNA. “Sudah lama sekali, jadi itu adalah berkah yang luar biasa,” katanya.

Dia mengatakan dia telah menghabiskan waktunya di penjara sebagai “retret panjang.”

“Doa telah menjadi sumber kekuatan besar bagi saya selama masa-masa ini, termasuk doa orang lain, dan saya sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah berdoa untuk saya dan membantu saya selama masa yang sangat sulit ini,” katanya.

Dalam pernyataan publiknya, Kardinal Pell menyampaikan solidaritasnya dengan para korban pelecehan seksual.”

“Satu-satunya dasar untuk penyembuhan jangka panjang adalah kebenaran dan satu-satunya dasar untuk keadilan adalah kebenaran, karena keadilan berarti kebenaran untuk semua,” katanya.

Kardinal Pell dihukum pada 2018 dalam persidangan kedua tentang tuduhan pelecehan seksual. Sidang pertama berakhir tanpa keputusan (hung jury)

Ia dijatuhi hukuman enam tahun penjara, di mana ia harus menjalani hukuman setidaknya tiga tahun delapan bulan sebelum memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan pembebasan bersyarat.

Kardinal itu selalu mengatakan tidak bersalah, dan bersikeras bahwa tuduhan kejahatan, dalam berbagai situasi, “tidak mungkin.”

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest