Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Donasi untuk lembaga bantuan Katolik Jepang menurun karena COVID-19

Donasi untuk lembaga bantuan Katolik Jepang menurun karena COVID-19

Lembaga-lembaga bantuan Katolik di Jepang dihadapkan dengan masalah berkurangnya sumbangan yang mengancam keberlanjutan karya amal bagi para pengungsi dan orang asing lainnya yang rentan.

Sinapis, sebuah lembaga bantuan Katolik yang didirikan oleh Keuskupan Agung Osaka untuk para imigran yang kesulitan, mengatakan kepada The Japan Times bahwa kurangnya sumbangan yang disebabkan pandemi tersebut sangat mempengaruhi operasinya.”

“Jika kita terus seperti ini, warga asing yang bergantung pada donasi tidak punya tempat untuk berpaling,” kata Atsuko de Vizcardo Matsuura, 56 tahun yang bekerja di Sinapis.




Organisasi ini telah membantu para imigran yang menghadapi masalah seperti kekerasan dalam rumah tangga atau kesulitan yang timbul karena tidak memiliki tempat tinggal sejak tahun 2002.

Keuskupan Agung Osaka mencakup Osaka dan prefektur terdekat Hyogo dan Wakayama.

Penurunan sumbangan secara tajam memaksa Sinapis untuk menutup pintunya pada awal April, kata sebuah laporan dari The Japan Times. Akan tetapi organisasi itu terus melakukan konsultasi telepon untuk mendukung orang-orang yang dilayani.

Saat ini tidak mudah bagi mereka yang mengandalkan kemurahan hati Gereja.

- Newsletter -

“Saya tidak bisa bekerja. Bagaimana saya bisa hidup?” laporan surat kabar itu mengutip seorang pria Vietnam berusia 51 tahun yang melarikan diri ke Jepang pada tahun 1992.

Dia mengatakan dia bergantung pada bantuan dari lembaga kemanusiaan gereja itu untuk bertahan hidup.

Di Keuskupan Agung Tokyo, Catholic Tokyo International Center juga menghadapi situasi yang sama. Pengiriman makanan bulanan kepada keluarga-keluarga yang membutuhkan harus dihentikan karena pandemi.

Kementerian Kehakiman Jepang memperkirakan ada 83.000 penduduk ilegal di negara itu yang tidak memiliki asuransi kesehatan dan tidak memiliki akses ke perawatan medis.

“Akan ada semakin banyak orang asing dalam kesusahan karena virus corona,” kata Masataka Nagasawa, direktur Amigos, kelompok non-pemerintah di Prefektur Gunma.

Setidaknya ada 1,66 juta pekerja asing di Jepang.

Pemerintah Jepang baru-baru ini mengalokasikan bantuan keuangan tetapi hanya untuk warga negara asing yang terdaftar sebagai penduduk.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest