Paus Fransiskus meminta media Katolik di seluruh dunia untuk tidak berhenti pada kompetensi profesional tapi mendedikasikan diri mereka sepenuhnya untuk kesejahteraan orang lain.
Dalam pesannya kepada Konferensi Media Katolik tahun ini yang diadakan Asosiasi Pers Katolik pada 30 Juni, Paus menekankan perlunya media Katolik “di zaman yang ditandai oleh berbagai konflik dan polarisasi yang juga mempengaruhi komunitas Katolik sendiri.”
“Kita membutuhkan media yang mampu membangun jembatan, mempertahankan kehidupan dan meruntuhkan tembok, yang terlihat dan tidak terlihat, yang menghalangi dialog yang tulus dan komunikasi yang jujur antara individu dan masyarakat,” tambahnya.
Paus menekankan bahwa media diperlukan untuk ‘membedakan yang baik dari yang jahat’ sehingga menghasilkan penilaian yang baik berdasarkan fakta yang tidak bias.
Dia juga menekankan bahwa seorang komunikator sejati mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk kesejahteraan orang lain, di setiap tingkatan, dari kehidupan setiap individu hingga kehidupan seluruh keluarga manusia.
Dia menegaskan bahwa seseorang “bukanlah komunikator sejati jika dia tidak terlibat secara pribadi.’
Paus Fransiskus mencatat bahwa karena pandemi ini, kita semua diingatkan untuk menghargai pesan Santo Paulus bahwa manusia menjadi ‘anggota satu sama lain.’
“Pengalaman beberapa bulan terakhir ini telah menunjukkan betapa pentingnya misi media komunikasi untuk menyatukan orang, memperpendek jarak, menyediakan informasi yang diperlukan, dan membuka pikiran dan hati kepada kebenaran,” kata paus.
“Semua komunikasi memiliki sumber tertinggi yakni dalam kehidupan Allah Tritunggal, yang berbagi dengan kita kekayaan kehidupan ilahi-Nya dan pada gilirannya memanggil kita untuk mengkomunikasikan harta itu kepada orang lain melalui persatuan kita dalam pelayanan kebenarannya,” katanya.
Paus juga menyatakan harapannya bahwa di dunia yang “berbicara dengan kata sifat dan kata keterangan,” komunikator Kristen mengucapkan “kata benda yang mengakui dan memajukan klaim kebenaran dan memajukan martabat manusia.”
“Saat dunia melihat konflik dan perpecahan, Anda melihat orang-orang yang menderita dan yang miskin, dan menjadi corong permohonan saudara-saudari kita yang membutuhkan belas kasihan dan pengertian,” katanya.
Dia meminta media Katolik untuk menjadi “tanda persatuan” dan berkomitmen untuk melindungi komunikasi “dari semua yang akan merusak atau membelokkannya ke tujuan lain.”
“Kita semua telah dibaptis dalam satu Roh dan menjadikan anggota dari satu tubuh,” kata paus dalam pesannya kepada konferensi yang mengusung tema Together While Apart (bersama meskipun terpisah).
Paus Fransiskus mengatakan tema konferensi itu mengungkapkan rasa kebersamaan yang muncul, secara paradoks, dari pengalaman jarak sosial yang diterapkan akibat pandemi.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah organisasi yang berusia lebih dari 100 tahun, para anggota bertemu secara online pada 30 Juni.
Asosiasi Pers Katolik, yang didirikan di Columbus, Ohio, pada tahun 1911, telah digambarkan sebagai “kelompok komunikator Katolik yang paling aktif dan bersemangat di dunia.”
Organisasi, yang didirikan dengan tujuan melayani dan menyatukan anggotanya, saat ini beranggotakan 225 publikasi dan 600 anggota individu.
Paus Fransiskus memulai pesannya kepada konferensi itu dengan menyatakan kedekatannya dengan mereka yang telah terkena virus dan mereka yang meskipun menghadapai risiko atas hidup mereka, telah bekerja dan terus bekerja dalam membantu saudara-saudara yang membutuhkan.