Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Komisi COVID-19 Vatikan desak pemimpin dunia memanfaatkan sumber daya bagi kesejahteraan warga,...

Komisi COVID-19 Vatikan desak pemimpin dunia memanfaatkan sumber daya bagi kesejahteraan warga, bukan militer

Komisi Vatikan untuk COVID-19 mendesak pemerintah dan komunitas internasional untuk memprioritaskan sumber daya untuk menangani krisis kesehatan dan ekonomi global daripada mencurahkannya untuk pengeluaran militer.

Kardinal Peter Turkson, presiden komisi itu, mengatakan “sudah waktunya bagi negara-negara di dunia untuk beralih dari keamanan nasional dengan cara militer ke keamanan manusia sebagai perhatian utama kebijakan dan hubungan internasional.”

Turkson, prefek Dikasteri untuk Mendorong Pembangunan Manusia Integral, mengatakan saat konferensi di Vatikan pada 7 Juli bahwa sumber daya besar “telah diberikan untuk pengeluaran militer” sementara masih banyak orang “menderita karena krisis saat ini.”




“Sangat disayangkan, bukannya dipersatukan untuk kebaikan bersama melawan ancaman bersama yang tidak mengenal batas, malah banyak pemimpin memperdalam perpecahan internasional dan domestik,” kata Kardinal Turkson.

Prelatus itu menekankan bahwa Gereja “sangat mendukung” program pembangunan perdamaian yang utama “bagi komunitas konflik dan pasca konflik untuk merespons COVID-19.”

Dia menegaskan kembali dukungan Vatikan kepada himbauan Dewan Keamanan PBB baru-baru ini untuk menghentikan permusuhan global.

Namun kardinal mengatakan bahwa ada perbedaan antara mendukung pernyataan gencatan senjata dan mengimplementasikannya.

Memakai masker pelindung, warga menyeberang jalan di kota Taipei, Taiwan selama pandemi virus corona pada 30 Juni. (Foto Shutterstock.com)
- Newsletter -

“Kita perlu membekukan produksi dan berurusan dengan senjata,” kata kardinal itu. “Jika tidak mengendalikan senjata, mustahil untuk memastikan keamanan. Tanpa rasa aman, respons terhadap pandemi tidak bisa berjalan.”

Prelatus itu mengatakan krisis kesehatan, sosial-ekonomi, dan ekologi yang saling terkait telah “memperlebar kesenjangan” antara zona perdamaian, kemakmuran, dan keadilan lingkungan.

“Ketika dunia mengambil langkah-langkah darurat untuk mengatasi pandemi global dan resesi ekonomi global … kita juga harus mempertimbangkan implikasi untuk perdamaian dari krisis yang saling terkait ini,” tambahnya.

Kardinal Turkson menekankan bahwa kekerasan bersenjata, konflik, dan kemiskinan “berkaitan satu sama lain dalam suatu siklus yang menghambat perdamaian, meningkatkan pelanggaran hak asasi manusia, dan menghambat pembangunan.”




Dia mengatakan tanpa perdamaian dan pengurangan konflik, “tidak akan ada penyembuhan” dan ketidakadilan dan ketidaksetaraan akan terus menang.

Kardinal Turkson menyerukan adanya kepemimpinan global yang dapat “membangun kembali ikatan persatuan” dan dapat mengesampingkan segala bentuk keegoisan.

“Sekarang adalah waktunya bagi komunitas internasional dan Gereja untuk mengembangkan rencana yang berani dan imajinatif sehingga memungkinkan tindakan kolektif yang sepadan dengan besarnya krisis saat ini,” katanya.

“Sekarang adalah waktu untuk membangun dunia yang lebih mencerminkan pendekatan yang terpadu untuk perdamaian, pembangunan manusia, dan ekologi,” tambah prelatus itu.

Pesawat tempur SU-27 di pangkalan udara di wilayah Almaty, Kazakhstan. (Foto shutterstock.com)

Dr Alessio Pecorario, koordinator Pasukan Tugas Keamanan Komisi Vatikan, memperingatkan bahwa dampak medis dan ekonomi terburuk dari pandemi itu “masih akan terjadi.”

Meskipun adanya ancaman-ancaman ini, Pecorario mengatakan negara-negara masih menghabiskan sumber daya dalam jumlah yang besar untuk militer seperti pada program senjata nuklir baru, persenjataan pasukan, dan senjata kecil dengan ekspor ke daerah konflik.




Pada 2019, pengeluaran militer global mencapai US $ 1,9 triliun yang jauh lebih tinggi dari pengeluaran global militer tahunan selama Perang Dingin dan 300 kali lipat anggaran Organisasi Kesehatan Dunia.

Pecorario mengatakan sumber daya yang dibutuhkan untuk pasokan medis, keamanan pangan, dan kebangkitan ekonomi “dapat dialihkan dari sektor militer dalam konteks kontrol senjata yang diperbarui.”

“Sumber daya manusia dan keuangan dan teknologi harus digunakan untuk menciptakan dan merangsang strategi, aliansi, dan sistem untuk melindungi kehidupan dan planet ini dan tidak membunuh orang dan ekosistem,” kata Pecorario.

Seorang wanita lanjut usia membersihkan biji-bijian makanan di sebuah desa di India. (Foto shutterstock.com)

Suster Alessandra Smerilli, koordinator Gugus Tugas Ekonomi komisi itu, mengatakan ada jalan keluar dari krisis ekonomi dan sosial yang tinggi tetapi itu membutuhkan visi, keberanian, dan kerjasama internasional.

“Tidak ada negara, seperti halnya rakyatnya, yang dapat melakukannya sendiri karena dibutuhkan investasi publik yang besar dalam pelayanan kesehatan, transisi ekologis, pelatihan ulang para pekerja dan bantuan kepada perusahaan,” katanya.

Daripada berlomba-lomba membangun senjata, kata biarawati itu, lebih baik negara-negara “berlomba untuk menyediakan makanan, kesehatan, dan keamanan kerja.”

“Kita berada pada tahap di mana kita harus memahami ke mana kita mengarahkan sumber keuangan selama perubahan paradigma ini. Hari ini, pertolongan pertama adalah kesehatan dan kesejahteraan, ”katanya.
Suster Smerilli menekankan bahwa perlombaan senjata “menghasilkan lingkaran setan yang tidak pernah berakhir” dan menambahkan bahwa “perlombaan semacam ini hanya bisa berhenti jika ada keinginan kolektif untuk membatasi diri.”

“Kita membutuhkan para pemimpin yang berani yang dapat menunjukkan bahwa mereka percaya pada kebaikan bersama, yang berkomitmen untuk menjamin apa yang paling dibutuhkan saat ini,” tambahnya.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest