Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Pemimpin gereja desak pemerintah Filipina evaluasi upaya melawan COVID-19

Pemimpin gereja desak pemerintah Filipina evaluasi upaya melawan COVID-19

Semua perayaan keagamaan di Keuskupan Agung Manila ditangguhkan kembali mulai 3 hingga 14 Agustus sebagai jawaban atas himbauan yang dibuat oleh para profesional medis negara itu agar menerapkan tindakan karantina yang lebih ketat untuk mengatasi penyakit virus corona.

Dalam sebuah surat pastoral, Uskup Broderick Pabillo, administrator apostolik Keuskupan Agung Manila, menginstruksikan semua gereja dan tempat-tempat doa untuk kembali menerapkan langkah-langkah karantina yang diterapkan pada bulan April.

Pada 1 Agustus, setidaknya 80 asosiasi dan komunitas medis di negara itu menyerukan “waktu jeda” selama dua minggu dan mengimbau pemerintah untuk menerapkan langkah-langkah yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran virus.




Filipina mencatat rekor peningkatan dalam kasus virus corona – dengan 4.963 kasus baru – untuk hari ketiga berturut-turut pada 1 Agustus, sehingga total kasusnya melewati 98.000.

Sehari sebelumnya – 31 Juli – Departemen Kesehatan negara itu melaporkan 4.063 kasus baru. Kasus baru yang dikonfirmasi pada 30 Juli, sebanyak 3.954.

Pada 1 Agustus, total kasus COVID-19 aktif di Filipina adalah 30.928, kata departemen kesehatan. Departemen itu melaporkan 93 kasus pemulihan baru, sehingga total yang sembuh mencapai 65.265.

Tercatat tujuh belas kematian baru sehingga membawa jumlah total kematian menjadi 2.039.

- Newsletter -

Pada 3 Agustus, Universitas John Hopkins mengatakan ada 103.185 kasus COVID-19 di Filipina dan 2059 kematian akibat penyakit tersebut.

Dibutuhkan tindakan yang lebih ketat

Setelah adanya permohonan para profesional medis, Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan Gugus Tugas Antar-Lembaga untuk Manajemen Penyakit Menular untuk mempertimbangkan kembali pengetatan status karantina masyarakat di Metro Manila.

“[Presiden] telah mendengar keprihatinan dari komunitas medis dan dia telah mengarahkan Satuan Tugas Antar-Lembaga untuk Penyakit Menular untuk segera menangani masalah ini,” kata juru bicara kepresidenan Harry Roque.

Dalam rekaman pidato publik yang ditayangkan pada tanggal 31 Juli, Duterte mengumumkan bahwa ibukota negara akan berada di bawah karantina masyarakat umum, karantina paling ketat yang yang ketiga yang diberlakukan oleh pemerintah, hingga 15 Agustus.

Roque mengatakan presiden mengakui bahwa pekerja kesehatan yang “terampil, tak kenal lelah dan berdedikasi” di negara itu sebagai “garis depan yang sangat penting dalam pertempuran melawan COVID-19.”

“Kita berterima kasih atas kontribusi besar mereka untuk menyembuhkan warga kita dan bangsa kita selama masa-masa sulit ini. Suara Anda sudah terdengar. Kita tidak akan mengecewakan para pahlawan kita. Ini adalah komitmen kita,” katanya.

Sebuah pesan untuk mencegah penyebaran penyakit virus corona dipasang di bangku gereja Katolik di Keuskupan Cubao. (Foto oleh Mark Saludes)

Uskup Pabillo mengatakan Gereja juga “mendengar” himbauan para petugas kesehatan.

“Kita ikut mengambil bagian dalam perjuangan para medis garda depan bagi banyak orang sakit yang dibawa ke rumah sakit. Kita telah menyaksikan dedikasi mereka kepada orang-orang yang datang kepada mereka, ”kata uskup itu.

“Banyak di antara mereka lelah dan bahkan berkecil hati karena tanggung jawab mereka yang berat. Jadi, kita mesti mendukung permohonan mereka untuk ‘waktu istirahat’, ”tambahnya.

Uskup Manila mencatat bahwa langkah-langkah pemerintah saat ini atas pandemi “tidak berhasil karena kasus-kasus terus meningkat setelah empat bulan setengah karantina.”

“Jadi, semua pemangku kepentingan benar-benar membutuhkan waktu untuk berkumpul bersama untuk mengevaluasi dan meningkatkan pendekatan kita untuk memerangi pandemi ini,” kata Uskup Pabillo.

Dia mengatakan bahwa sebagai tanggapan terhadap seruan tersebut, gereja-gereja di ibukota Filipina “tidak akan mengadakan kegiatan keagamaan publik dari 3 Agustus hingga 14 Agustus” tetapi Misa online akan jalan terus.

Prelatus itu meminta umat beriman untuk membantu menghentikan penyebaran virus dengan memperhatikan protokol kesehatan secara serius, seperti penggunaan masker wajah yang tepat, jarak fisik yang diperlukan, sering mencuci tangan, dan tidak keluar rumah kecuali diperlukan.

Meminta kemurahan hati

Uskup Pabillo, yang mengumumkan pada 2 Agustus, bahwa dia sudah sembuh dari penyakit virus corona, mengimbau umat beriman agar bermurah hati.

“Pandemi ini telah menyebabkan kita semua menderita secara ekonomi. Namun, ada banyak keluarga yang terkena dampak yang lebih buruk daripada yang lainnya. Jadi, kami memohon kedermawanan anda semua, ”kata uskup.

“Mari kita berikan apa pun yang kita bisa, sekecil apapun, agar tidak ada yang menderita kelaparan,” tambahnya.

Dia juga meminta umat beriman untuk mengintensifkan doa agar Tuhan selalu “menjaga mereka yang berada pada garis depan dan agar mereka yang sakit segera sembuh, dan agar semua keluarga kita dilindungi dari virus.”




Pada 2 Agustus, Uskup Honesto Ongtioco dari Keuskupan Cubao, juga di Manila, mengumumkan penangguhan semua layanan liturgi publik sehingga “memungkinkan para petugas medis frontliner bernapas dan memungkinkan pemerintah kita mengevaluasi dan secara proaktif menanggapi situasi ini.”

Dia mengatakan Gereja juga perlu mengevaluasi bagaimana kita dapat membantu saudara-saudari kita yang menderita dalam situasi ini.

Uskup Ongtioco menghimbau kepada publik untuk selalu menerapkan protokol kesehatan minimum, karena “kepatuhan kita akan membantu menyelamatkan hidup dan menghentikan virus ini.”
Uskup mengatakan bahwa permintaan “waktu istirahat” oleh petugas layanan kesehatan diperlukan untuk memungkinkan mereka bernapas lega dan bisa memberi energi bagi mereka dalam menjalankan tugas di waktu-waktu mendatang.

Uskup itu khawatir atas sistem kesehatan negara yang kewalahan, yang “menghadapi tahap kritis, di mana jumlah tempat tidur rumah sakit untuk pasien virus corona hampir habis.”

“Pengertian, belas kasih, dan kemurahan hati Anda adalah kunci dalam membantu kami mengatasi tantangan ini dan mengurangi penderitaan warga kita,” kata uskup kepada umat beriman.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest