Pemboman kembali mengguncang sebuah kota di Filipina selatan dan menewaskan sembilan orang dan melukai puluhan lainnya pada 24 Agustus, yang diduga dilakukan oleh kelompok militan Islam.
Dua ledakan yang diyakini sebagai bom rakitan terjadi dalam jarak waktu satu jam antara yang satu dengan lainnya di pusat kota utama di pulau Jolo, tempat bermarkasnya Abu Sayyaf, sebuah kelompok militan yang telah berjanji setia kepada ISIS.
Uskup Katolik dari Vikariat Apostolik Jolo mengutuk serangan tersebut dan meminta doa.
“Kami membutuhkan doa saat ini,” kata Uskup Charlie Inzon dari Jolo.
Uskup juga memohon doa bagi para korban ledakan dan mengimbau masyarakat Jolo untuk tetap tenang dan waspada.
Ledakan itu adalah serangan terbesar di Jolo sejak Januari 2019, ketika bom bunuh diri kembar terjadi selama Misa Minggu di katedral Katolik Jolo yang menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai sedikitnya 100 orang. Ledakan itu diklaim dilakukan ISIS.
Ledakan pertama pada 24 Agustus terjadi beberapa menit sebelum tengah hari, diikuti oleh ledakan lainnya sekitar satu jam kemudian tidak jauh dari katedral Katolik.
Konferensi Waligereja Filipina menggambarkan serangan bom itu sebagai “tindakan terorisme”.
Para pemimpin gereja kemudian meminta orang-orang Kristen “untuk bergandengan tangan dengan semua komunitas Muslim dan penduduk asli yang cinta damai dalam aksi melawan ekstremisme kekerasan.”
Sebuah laporan militer mengatakan salah satu ledakan itu disebabkan oleh bom rakitan yang ada di sepeda motor.
Pihak berwenang kemudian mengatakan motif di balik serangan itu adalah “pembalasan” atas kematian salah satu pemimpin Abu Sayyaf tahun sebelumnya.
Juru bicara militer Kapten Rex Payot mengatakan ledakan itu merusak sebuah toko makanan, sebuah toko komputer, dan dua truk tentara.
Militer Filipina telah melancarkan serangan terhadap Abu Sayyaf.
Seorang pemimpin Abu Sayyaf, Abduljihad Susukan, menyerahkan diri kepada pihak berwenang awal bulan ini setelah terluka dalam baku tembak. Susukan dituduh melakukan penculikan dan pemenggalan sandera, termasuk turis asing.
Tambahan dari Reuters