Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Misa Online bukan pengganti kehadiran fisik dalam liturgi, kata pejabat Vatikan

Misa Online bukan pengganti kehadiran fisik dalam liturgi, kata pejabat Vatikan

Menghadiri perayaan Ekaristi Kudus secara online bukanlah pengganti kehadiran umat beriman secara dalam liturgi.

Dalam sepucuk surat kepada presiden Konferensi Waligereja di seluruh dunia, Kongregasi Ibadah Ilahi menekankan perlunya kembali ke “normalitas kehidupan Kristen” jika situasi kesehatan setempat memungkinkan.

Kardinal Robert Sarah, prefek Kongregasi Ibadah Ilahi dan Tata Tertib Sakramen, mengatakan kebaktian di dunia maya tidak dapat dibandingkan dengan, dan tidak dapat menggantikan, partisipasi pribadi dalam liturgi.




Surat yang berjudul “Mari kita kembali ke Ekaristi dengan sukacita!” diterbitkan atas persetujuan Paus Fransiskus  pada 3 September.

Surat itu berbunyi bahwa “segera setelah keadaan memungkinkan … penting dan mendesak untuk kembali ke kehidupan Kristen yang normal, yang memiliki gedung gereja sebagai rumahnya dan perayaan liturgi.”

“Sadar bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat manusia yang telah Dia ciptakan, dan bahwa ujian terberat sekalipun dapat menghasilkan buah rahmat, kita menerima untuk jauh dari altar Tuhan sebagai waktu puasa Ekaristi,” kata Kardinal Sarah dalam suratnya.

Dia mengatakan waktu tanpa kehadiran fisik dalam Misa  “berguna bagi kita untuk menemukan kembali maknanya, keindahan, dan harga yang tak terukur.”

- Newsletter -

Akan tetapi kardinal itu mengatakan bahwa “secepat mungkin, kita harus kembali ke Ekaristi… dengan keinginan yang meningkat untuk bertemu dengan Tuhan, untuk bersama-Nya, untuk menerima Dia dan untuk membawa Dia kepada saudara-saudari kita dengan kesaksian hidup yang penuh dengan iman, cinta dan harapan.”

Dia menekankan bahwa “tidak ada siaran yang sebanding dengan partisipasi pribadi atau dapat menggantikannya” namun mengakui bahwa alat komunikasi itu melakukan pelayanan yang berharga bagi orang sakit dan mereka yang tidak dapat pergi ke gereja.

Dia mengatakan perayaan online “telah memberikan  pelayanan yang luar biasa dalam siaran Misa Kudus ketika tidak ada kemungkinan untuk perayaan komunitas.”

Kardinal mengatakan bahwa liturgi yang hanya dengan partisipasi umat beriman secara virtual “berisiko menjauhkan kita dari pertemuan pribadi dan intim dengan Tuhan yang terinkarnasi” yang kehadirannya di antara umat-Nya “tidak virtual tetapi nyata.”

“Kontak fisik dengan Tuhan ini penting, mutlak, tak tergantikan,” katanya.

Pemimpin gereja itu mendorong para uskup dan imam bahwa setelah tindakan konkret yang diambil untuk mengurangi penyebaran virus dilonggarkan dan diadopsi, semua perlu kembali ke tempat mereka melakukan pertemuan fisik bersama saudara dan saudari dalam iman.

Dia memperingatkan agar tidak mengurangi partisipasi umat dalam perayaan Ekaristi menjadi sekadar sebuah pertemuan.

Surat tersebut mencatat bahwa pandemi telah menghasilkan pergolakan, tidak hanya dalam hubungan sosial dan keluarga, tetapi juga dalam kehidupan komunitas Kristen, termasuk dalam dimensi liturgi.

“Dimensi komunitas ini memiliki makna teologis: Tuhan adalah hubungan Pribadi-Pribadi dalam Tritunggal Mahakudus,” tulis Kardinal Sarah.

Dia mengatakan bahwa Tuhan “menempatkan diri-Nya dalam hubungan dengan pria dan wanita dan pada gilirannya memanggil mereka untuk membangun hubungan dengan-Nya.”

Surat itu mencatat bahwa sementara orang tidak beriman  membangun kuil untuk berbagai dewa, “Orang-orang Kristen, begitu mereka menikmati kebebasan beribadah, segera membangun tempat-tempat yang merupakan domus Dei et domus ecclesiae.”

Kardinal Sarah mengatakan di sinilah umat beriman dapat mengenali diri mereka sendiri sebagai “komunitas Tuhan.”

“Rumah Tuhan mengandaikan kehadiran keluarga dari anak-anak Allah,” katanya.

Dalam suratnya, kardinal mengatakan komunitas Kristen “tidak pernah menginginkan isolasi dan tidak pernah menjadikan Gereja sebagai kota dengan pintu tertutup.”

“Dibentuk dalam nilai kehidupan komunitas dan dalam pencarian kebaikan bersama, orang Kristen selalu berusaha masuk ke dalam masyarakat.”

Kardinal mencatat bahwa bahkan di tengah pandemi “rasa tanggung jawab yang besar telah muncul”.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest