Sejuta anak dari seluruh dunia akan berdoa Rosario Suci dalam bulan ini untuk memohon berakhirnya pandemi virus corona.
Aksi maraton doa itu merupakan bagian dari kegiatan tahunan Aid to the Church in Need, sebuah yayasan amal kepausan, untuk mendoakan perdamaian dan persatuan di dunia.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu mengatakan bahwa “Satu Juta Anak Berdoa Rosario” tahun ini akan memiliki konteks yang sangat spesial.
“Krisis kesehatan dan eksisteni belum pernah ada sebelumnya di dunia ini,” bunyi pernyataan kelompok tersebut pada 4 Oktober.
Dalam sepucuk surat kepada anak-anak, Kardinal Mauro Piacenza, presiden Aid to the Church in Need, mengatakan bahwa dalam situasi sulit seperti itu penting untuk “bekerja sama dan saling membantu.”
“Tetapi kita juga tidak boleh lupa bahwa pertolongan terbesar dari semuanya berasal dari Tuhan,” kata kardinal itu.
Pastor Martin Barta, asisten eklesiastikal Aid to the Church in Need, mengatakan anak-anak dari 80 negara, seperti di Ghana, Suriah, Papua Nugini, akan ikut ambil bagian dalam kegiatan doa tersebut.
“Semoga prakarsa doa Rosario bersama sedunia ini mengisi kita semua dengan keberanian dan keyakinan baru dalam perlindungan kasih Tuhan, yang ingin Dia berikan kepada kita melalui Bunda Maria,” kata imam itu.
Di Filipina, Aid to the Church in Need telah mengundang paroki, panti asuhan, sekolah, dan keluarga untuk berperan serta dalam kegiatan tersebut.
Kampanye Rosario anak-anak dimulai pada tahun 2005 di ibu kota Venezuela, Caracas. Sejak saat itu kampanye tersebut dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.
Aid to the Church in Need telah mendukung kampanye tersebut sejak 2008 dan mengambil alih penyelenggaraan acara di seluruh dunia dua tahun lalu.
Organisasi ini menyediakan pamflet doa yang diagikan secara cuma-cuma di paroki-paroki, kelompok anak-anak atau keluarga yang berisi petunjuk tentang cara berdoa Rosario, refleksi ramah anak tentang misteri Rosario dan konsekrasi anak kepada Bunda Allah.