Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Proses pemilu Myanmar tidak transparan, kata pengamat

Proses pemilu Myanmar tidak transparan, kata pengamat

Komisi Pemilihan Umum Myanmar telah membatalkan pemungutan suara di sejumlah tempat namun tidak disertai transparansi berarti sehingga akan berdampak pada pemilu pada 8 November di banyak wilayah etnis minoritas, kata sebuah kelompok hak asasi manusia internasional.

Dalam sebuah pernyataan, Human Rights Watch (HRW) mengatakan proses pengambilan keputusan oleh komisi pemilu, yang membatalkan pemungutan suara di 15 kota kecil dan bagian dari 42 kota lainnya, tidak dibuka ke publik dan tidak melibatkan konsultasi yang berarti dengan partai politik, kandidat, atau organisasi lokal.

Pada 16 Oktober, KPU Myanmar dengan alasan masalah keamanan, mengumumkan pembatalan seluruhnya atau sebagian di daerah pemilihan di Kachin, Karen, Mon, Rakhine, dan Shan, dan Wilayah Bago.

Pada 27 Oktober, komisi juga menambahkan 94 wilayah desa di kotapraja Paletwa, Negara Bagian Chin, ke dalam daftar daerah di mana pemungutan suara ditangguhkan. Akibatnya, lebih dari 1,5 juta orang tidak akan dapat menggunakan hak pilihnya, kata HRW.




“Komisi Pemilihan Umum membuat keputusan yang memengaruhi hak rakyat untuk memilih perwakilan mereka tanpa ada transparansi sedikit pun,” kata Phil Robertson, wakil direktur HRW Asia.

“Komisi pemilu Myanmar perlu menjelaskan sepenuhnya dasar keputusannya di setiap kota yang terkena dampak, yang memengaruhi hak suara 1,5 juta orang yang sebagian besar etnis minoritas,” lanjutnya.

- Newsletter -

HRW menyatakan bahwa pada 20 Oktober, KPU mengatakan saat konferensi pers di Naypyitaw, ibu kota Myanmar, bahwa keputusannya untuk membatalkan pemungutan suara di beberapa bagian negara didasarkan pada rekomendasi oleh pemerintah, Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri, militer, dan polisi.

Namun, komisi tidak memberikan informasi tentang kriteria yang digunakannya, kata HRW. Kelompok hak asasi itu mengatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum belum menyampaikan tanggal alternatif atau cara untuk memberikan suara.

Kaos bergambar pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi di kota Mandalay, 12 September (Foto oleh Robert Bociaga Olk Bon / shutterstock.com)

HRW mengatakan bahwa di bawah aturan pemilihan Myanmar, pemilihan sela hanya dapat dilakukan setelah tahun pertama masa pemerintahan. Karena pemerintah terpilih pada bulan November hanya akan menjabat pada awal April 2021, ini berarti kursi parlemen yang terkena dampak akan tetap kosong hingga setidaknya 2022.

Pemilu harus diadakan untuk kursi pemilu yang dibatalkan selambat-lambatnya pada awal tahun terakhir pemerintahan, tetapi hanya jika komisi menganggapnya aman.

Meskipun konflik bersenjata telah mengguncang banyak bagian dari Negara Bagian Rakhine, dimasukkannya daerah-daerah di mana konflik terbatas oleh KPU, termasuk bagian-bagian penting dari Negara Bagian Shan, Kachin, Karen, dan Mon, dan Wilayah Bago, menimbulkan kekhawatiran tentang kriteria komisi untuk membatalkan pemungutan suara, kata HRW.

Pada saat yang sama, ada kekhawatiran tentang pemilu yang akan datang di beberapa daerah yang memiliki tingkat konflik tinggi atau yang telah mengalami masalah keamanan, kelompok hak asasi menambahkan.

“Sementara beberapa bagian Myanmar menghadapi masalah keamanan yang serius, pihak berwenang harus melakukan semua yang mereka bisa sehingga pemilih yang memenuhi syarat dapat memberikan suara mereka,” kata Robertson.

“Komisi Pemilihan Umum harus berkonsultasi dengan partai politik dan kelompok lokal di daerah yang terkena dampak untuk memvalidasi masalah keamanan dan mempertimbangkan opsi yang akan melindungi hak orang untuk memilih.”

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest