Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Pendiri Knights of Columbus, Pastor Michael McGivney, menjadi beato

Pendiri Knights of Columbus, Pastor Michael McGivney, menjadi beato

Pendiri Knights of Columbus, Pastor Michael McGivney, dibeatifikasi menjadi beato pada 31 Oktober di Katedral St. Yosef di Hartford, Connecticut.

Dalam surat apostoliknya, Paus Fransiskus mengatakan “semangat imam itu untuk mewartakan Injil dan perhatian yang murah hati kepada saudara dan saudari … membuatnya menjadi saksi solidaritas Kristen dan bantuan persaudaraan yang luar biasa.”

Pesta “Beato Michael McGivney ” akan dirayakan setiap tahun pada 13 Agustus, hari antara kelahirannya, yaitu 12 Agustus 1852, dan kematiannya, pada 14 Agustus 1890.


“Kehidupan Pastor McGivney menjadi contoh tentang bagaimana seorang imam suci dapat memberikan hubungan yang diperlukan dan intim, yang sangat penting dalam kehidupan dan misi paroki,” kata Kardinal Joseph Tobin dari Newark, perwakilan yang ditunjuk dari Paus Fransiskus dalam acara tersebut.

Kardinal itu menggambarkan Pastor McGivney sebagai seorang imam yang mencintai kawanannya, dan senang melihat mereka bekerja bersama sebagai sebuah komunitas.

“Pencapaian yang akan selalu dikenang, pendirian Knights of Columbus, tumbuh dari pelayanannya sebagai pastor paroki,” kata Kardinal Tobin.

Dia mengatakan “persaudaraan luar biasa” dari dua juta orang “lahir dari kecerdikan pastoral seorang pastor paroki untuk menanggapi tantangan yang dihadapi oleh orang-orang yang dia layani.”

- Newsletter -

Pastor McGivney ditahbiskan sebagai imam di Katedral Keuskupan Agung Baltimore pada tahun 1877.

Ia lahir di Waterbury pada 12 Agustus 1852, dari orang tua imigran Irlandia yang datang ke Amerika untuk menghindari kelaparan dan kemiskinan di tanah air mereka.

Orang tua imam itu, Patrick dan Mary (Lynch) McGivney, tiba saat gelombang besar imigrasi Irlandia abad ke-19.

Mary McGivney melahirkan 13 anak, enam di antaranya meninggal saat masih bayi atau kanak-kanak.

Pastor McGivney adalah yang tertua dan karenanya dia mengalami kematian anggota keluarga dan perjuangan keluarga melawan kemiskinan. Ia bersekolah di sebuah sekolah kecil di lingkungannya dan dipuji sebagai siswa yang baik tetapi meninggalkan keluarganya pada usia 13 tahun untuk bekerja di pabrik kuningan.

Setelah tiga tahun, dia pergi dengan pastor Waterbury ke Quebec, Kanada, dan mendaftar di Kolese St. Hyacinthe yang dikelola Prancis.

Dia kemudian belajar di Seminari Bunda Para Malaikat, yang terhubung dengan Universitas Niagara di Niagara Falls, New York. Dia kemudian pindah ke Montreal untuk mengikuti pendidikan seminari di Kolese St. Maria yang dikelola Yesuit.

Ia masih belajar di sana ketika ayahnya meninggal pada bulan Juni 1873. Dia kembali ke rumah untuk membantu keluarganya, kemudian masuk ke Seminari St. Maria di Baltimore. Setelah empat tahun belajar, pada 22 Desember 1877, ia ditahbiskan di Katedral Asumpta yang bersejarah di Baltimore oleh Uskup Agung James Gibbons yang kemudian menjadi Kardinal.

Beberapa hari kemudian, dengan kehadiran ibunya, dia memimpin Misa perdana di Gereja Maria Dikandung Tanpa Noda di Waterbury.

Pastor McGivney memulai pelayanan imamatnya pada Hari Natal tahun 1877 sebagai pastor di Gereja St. Maria di New Haven. Itu adalah paroki pertama di kota itu dan dia dengan cepat mengetahui bahwa penduduk kaya di komunitas itu tidak senang memiliki Gereja Katolik di lingkungan mereka.

Dia menciptakan kelas katekese dan program untuk memerangi alkoholisme di lingkungan warga asal Irlandia. Namun, dia percaya beberapa organisasi harus dibentuk untuk membantu kebutuhan finansial dan spiritual keluarga, terutama ketika pencari nafkah telah meninggal atau tidak dapat bekerja.

Dia mencari oraganisasi yang bisa di jadikan model untuk diikuti dari sekian banyak organisasi amal yang masih muda dan berbicara dengan banyak pemimpin gereja. Dari penjelajahan itu muncullah apa yang sekarang disebut Knights of Columbus.

Pastor McGivney pindah menjadi pastor di Gereja St. Thomas di Thomaston, Connecticut, sebuah kota pabrik, di mana dia terus melayani keluarga yang berjuang dengan kemiskinan dan kondisi kerja yang keras.

Dia menderita pneumonia pada awal 1890. Pada 14 Agustus tahun itu, dia meninggal pada usia 38 tahun setelah 13 tahun menjadi imam.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest