Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Para uskup Asia menyambut baik terpilihnya Biden

Para uskup Asia menyambut baik terpilihnya Biden

Federasi Konferensi Waligereja Asia menyambut baik terpilihnya Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat.

“Kami mengirimkan doa dan ucapan selamat kepada rakyat Amerika dan presiden terpilih Joe Biden,” bunyi pernyataan yang ditandatangani presiden FABC, oleh Kardinal Charles Maung Bo dari Yangon, Myanmar

Pernyataan tersebut mencatat bahwa dengan terpilihnya Biden, Amerika Serikat “memasuki fase baru dalam sejarah kejayaan mereka, meneguhkan demokrasi dan kebaikan universal”.




“Presiden terpilih Joe Biden berasal dari tradisi panjang kehidupan iman Katolik,” kata pernyataan uskup Asia itu.

“Kepeduliannya terhadap tangisan bumi dan jeritan orang miskin adalah sambutan yang menyegarkan,” tambahnya.

Namun, pengkritik presiden terpilih mencatat bahwa Biden telah menjadi pendukung hak aborsi, dan bahkan pernah bersumpah untuk memberlakukan undang-undang untuk membuat kebebasan wanita untuk memilih melakukan aborsi sebagai “hukum negara”.

Pada tahun 2019, Biden mengatakan bahwa hak reproduksi “adalah hak konstitusional,” menambahkan bahwa “setiap wanita harus memiliki hak itu.”

- Newsletter -

Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat sebelumnya memberi selamat kepada Biden dan menyerukan dialog dan kompromi untuk kebaikan bersama.

Dalam sebuah pernyataan, Uskup Agung Jose Gomez dari Los Angeles, presiden konferensi waligeraja AS, mengatakan Biden bergabung dengan mendiang Presiden John F. Kennedy sebagai presiden Amerika Serikat kedua yang menganut iman Katolik.

Dalam pernyataan itu para uskup AS berterima kasih kepada Tuhan “atas berkat kebebasan.”

“Sekarang adalah waktunya bagi para pemimpin kita untuk bersatu dalam semangat persatuan nasional dan berkomitmen untuk berdialog dan berkompromi untuk kebaikan bersama,” bunyi pernyataan itu.

 Seorang pria memegang poster dengan gambar calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden dan cawapresnya, Senator Kamala Harris saat menyaksikan langsung hasil pemilu AS di sebuah bar di Taipei, Taiwan, 4 November (Foto oleh Ann Wang / Reuters)

Sementara itu, Kardinal Bo mengatakan bahwa dunia dengan kaum miskin dan tantangan iklimnya menanti AS untuk memperkuat perjuangan global melawan pemanasan global dan kemiskinan.

“Dengan doa yang sungguh-sungguh kami menyambutnya dan berharap masa jabatannya akan lebih memperhatikan negara-negara pinggiran seperti Myanmar,” bunyi pernyataan itu.

FABC mengungkapkan harapan bahwa Amerika Serikat “akan memainkan peran kepemimpinannya dalam perusahaan organisasi internasional seperti PBB.

“Iman Katolik Presiden terpilih Joe Biden akan membantunya dalam perjalanan panjangnya mencari keadilan ekonomi dan lingkungan untuk semua, yang merupakan tema-tema yang memandu Gereja Katolik global dan Konferensi Waligereja AS,” tambahnya.

“Pastinya presiden terpilih akan memiliki kesempatan lebih jauh untuk melibatkan gereja Katolik dalam membangun dunia yang damai dan adil,” bunyi pernyataan itu.

Para uskup Asia mengatakan mereka bergabung dengan para uskup Amerika dalam berdoa kepada Santa Perawan Maria untuk menjadi perantara bagi Amerika Serikat.




“Umat Katolik memiliki tugas khusus untuk menjadi pembawa damai, untuk mendorong persaudaraan dan rasa saling percaya, dan untuk berdoa untuk semangat baru patriotisme sejati di negara kita,” kata para uskup Amerika.

Uskup Agung Gomez mendesak semua orang untuk berdoa kepada Santa Perawan Maria untuk menjadi perantara bagi AS, dengan mengatakan, “Semoga dia membantu kita untuk bekerja sama untuk memenuhi visi indah para misionaris dan pendiri Amerika, yakni satu bangsa di bawah Tuhan, di mana kesucian setiap manusia yang hidup dipertahankan dan kebebasan hati nurani dan agama dijamin.”

Beberapa media menyebut pada 7 November bahwa Biden telah memenangkan pemilihan presiden AS 2020, setelah unggul besar di Pennsylvania dan Nevada.

Meskipun ia akan menjadi presiden Katolik kedua dalam sejarah AS, Biden telah menghadapi kritik dari para uskup AS karena agenda kebijakan yang mencakup perlindungan hukum yang diperluas dan pendanaan federal untuk aborsi.

Presiden AS Donald Trump berbicara tentang hasil awal pemilihan presiden AS 2020 di Gedung Putih di Washington, DC, 4 November. (Foto oleh Carlos Barria / Reuters)

Presiden Donald Trump belum mengakui pemilihan itu, dan meminta penghitungan ulang dan langkah hukum untuk beberapa penghitungan di seluruh negara bagian.

Pemerintahan Trump secara luas dipuji oleh para uskup AS karena memberlakukan perlindungan kebebasan beragama, dan mempromosikan langkah-langkah yang membatasi aborsi dan pendanaan federal klinik aborsi.

Trump juga mendapat pujian di antara para pendudukung pro-life atas pengangkatan hakim Katolik Amy Coney Barrett untuk Mahkamah Agung.

Akan tetapi Trump juga menghadapi kritikan dari para uskup karena membatasi jumlah pengungsi dan pencari suaka yang berusaha masuk ke AS, dan karena dia menggunakan hukuman mati federal.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest