Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus ingatkan para kardinal baru akan fungsi mereka sebagai pelayan

Paus Fransiskus ingatkan para kardinal baru akan fungsi mereka sebagai pelayan

Paus Fransiskus memperingatkan para kardinal baru agar tidak memandang posisi mereka sebagai suatu kehormatan, melainkan bahwa mereka sebagai para pemimpin gereja harus menjadi pelayan bagi orang lain.

Dalam homilinya paus mengatakan kepada koleganya untuk selalu mendengarkan suara Tuhan, menghindari segala bentuk korupsi, dan tidak menyerah pada “roh duniawi” yang dapat menyertai prestise dan kekuatan dari pangkat baru mereka.

Paus Fransiskus melantik 13 kardinal baru pada 28 November, yang dipandang sebagai memperluas pengaruhnya terhadap kelompok yang suatu hari akan memilih penggantinya.




Para kardinal dilantik dalam sebuah upacara, yang dikenal sebagai konsistori, dan dirayakan secara sederhana karena pandemi virus corona.

Biasanya ada ribuan orang yang hadir, namun kali ini hanya 10 tamu per kardinal yang diizinkan berada di Basilika Santo Petrus saat paus memberi mereka cincin dan topi merah tradisional, yang dikenal sebagai biretta.

Sembilan dari 13 kardinal itu berusia di bawah 80 tahun dan memenuhi syarat berdasarkan hukum gereja untuk memasuki konklaf rahasia untuk memilih paus berikutnya dari antara mereka sendiri setelah Paus Fransiskus meninggal atau mengundurkan diri.

Itu merupakan konsistori ketujuh Paus Fransiskus sejak dipilih menjadi paus tahun 2013.

- Newsletter -

Dia sekarang telah menunjuk 57 persen dari 128 kardinal pemilih, yang kebanyakan berbagi visinya tentang Gereja yang lebih inklusif dan berpandangan ke luar.

Di antara mereka yang ditunjuk adalah Kardinal Uskup Agung Jose Advincula dari Capiz di Filipina dan Cornelius Sim dari Brunei yang tidak bisa menghadiri “upacara topi merah” itu.

Uskup Agung Advincula mengikuti acara tersebut di kediamannya di Kota Roxas melalui siaran langsung dari Basilika Santo Petrus.

Paus Fransiskus menghadiri upacara konsistori di mana dia mengangkat 13 uskup untuk pangkat kardinal, di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 28 November (Foto oleh Fabio Frustaci/Pool via Reuters)

Dalam pesannya kepada para kardinal baru, Paus Fransiskus mengatakan para pemimpin gereja seharusnya tidak memprioritaskan kepentingan mereka sendiri, tetapi orang-orang yang mereka layani.

Paus memperingatkan mereka agar tidak melihat penghormatan yang secara tradisional diberikan kepada para kardinal sebagai “keutamaan,” dan mengatakan bahwa: “Ketika Anda merasa seperti itu, Anda sudah keluar dari jalur.'”

Dalam renungannya selama upacara, paus mengomentari perikop dalam Injil Markus di mana Yesus berbicara tentang penghinaan, penderitaan, kematian dan kebangkitannya.

“Salib dan kebangkitan adalah bagian dari sejarah kita, sebagai masa kini hidup kita dan selalu menjadi tujuan perjalanan kita, “kata Paus Fransiskus.

“Yesus, yang tidak peduli dengan keheranan dan ketakutan para murid-Nya, mempersiapkan mereka untuk pencobaan yang akan datang sehingga mereka dapat selalu bersama dengan Dia di jalan-Nya,” kata paus kepada para kardinal baru.

“Kita harus selalu berhati-hati untuk tetap berada di jalan,” katanya dan menambahkan bahwa “hati kita dapat berkelana jauh dan bisa menuntun kita keluar dari jalan.”

Ia memperingatkan bahwa “banyak jenis korupsi dalam kehidupan imamat dapat membuat “warna merah dari jubah kardinal, yang merupakan warna darah, yang karena roh duniawi, dapat menjadi warna ‘keutamaan” duniawi.

Orang seperti itu dia peringatkan “tidak akan lagi menjadi imam yang dekat dengan umat.”

Wilton D. Gregory menerima topi biretta saat ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus, pada upacara konsistori di Basilika Santo Petrus di Vatikan, 28 November (Foto oleh Fabio Frustaci/Pool via Reuters)

Selama konsistori, para kardinal yang ditunjuk mengucapkan kredo bersama dan mendekati Paus Fransiskus satu per satu untuk menerima biretta merah, cincin kardinal, serta gelar dan pangkat.

Para kardinal, yang merupakan kolaborator terdekat paus, mengenakan warna merah, yang melambangkan kesiapan mereka untuk mengorbankan diri “sampai menumpahkan darah mereka sendiri” dalam melayani Gereja.

Meskipun mereka tinggal di negara mereka masing-masing, setiap kardinal diberi Gereja tituler Roma, simbol mereka menjadi bagian dari Keuskupan Roma, yang uskupnya adalah paus, penerus Uskup Roma pertama, Santo Petrus.

Paus Fransiskus mengumumkan nama 13 kardinal baru selama doa Angelus pada 25 Oktober.

Empat dari kardinal ini berusia di atas 80 tahun dan tidak berhak memilih paus baru dalam konklaf.




Gereja Katolik sekarang memiliki total 229 kardinal, dimana 101 di antaranya adalah 80 tahun atau lebih.

Sementara kardinal asal Eropa masih menjadi porsi terbesar dari kardinal pemilih, sekitar 41 persen, namun jumlah itu sudah turun dari 52 persen pada 2013 saat Paus Fransiskus menjadi paus Amerika Latin pertama.

Sembilan pemilih baru tersebut berasal dari Italia, Malta, Rwanda, Amerika Serikat, Filipina, Chili, Brunei, dan Meksiko.

Para kardinal baru kemudian melakukan kunjungan kehormatan ke mantan Paus Benediktus XVI yang berusia 93 tahun, yang tinggal di Vatikan.

Tambahan dari Reuters

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest