Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Ketika kamu berdoa, hendaklah berdoa juga bagi dunia, kata Paus Fransiskus

Ketika kamu berdoa, hendaklah berdoa juga bagi dunia, kata Paus Fransiskus

Paus Fransiskus meminta umat beriman untuk berdoa tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Hal itu disampaikan Bapa Suci saat Audiensi Umum mingguan pada 17 Desember.

“Apa artinya mengambil bagian dalam perantaraan Kristus? Artinya saya menjadi perantara bagi seseorang atau berdoa untuk seseorang,” kata Paus saat melanjutkan katekese tentang doa.




“Yesus adalah perantara kita dan berdoa artinya menjadi sedikit seperti Yesus, yaitu menjadi perantara dalam Yesus kepada Bapa, bagi orang lain,” kata paus. “Ini sangat indah,” tambahnya.

Dalam renungan lanjutan tentang doa, Paus Fransiskus fokus pada “doa perantaraan,” yang berarti doa atas nama orang lain.

Paus mengatakan bahwa mereka yang terbiasa berdoa “tidak pernah berpaling dari dunia” dan menambahkan bahwa jika doa tidak dilakukan dengan setiap aspek keberadaan manusia, itu menjadi aktivitas “dekoratif” saja.

“Dalam doa, Tuhan ‘mengambil kita, memberkati, lalu memecah dan menyerahkan kita untuk memuaskan rasa lapar semua orang,” katanya. “Setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi roti, dipecah dan dibagi, di tangan Tuhan,” tambah paus.

- Newsletter -

Paus Fransiskus mengatakan orang-orang yang berdoa selalu membuka pintu hati mereka lebar-lebar bahkan ketika mereka mencari kesunyian dan keheningan.

“Mereka mendoakan orang-orang yang tidak berdoa, atau tidak tahu bagaimana berdoa, serta bagi mereka yang telah berbuat salah dan tersesat,” katanya.

Ia mengatakan bahwa mereka yang berdoa memisahkan diri dari segala sesuatu dan dari orang lain untuk menemukan kembali segalanya dan semua orang di dalam Tuhan.

Paus mengatakan bahwa ketika orang “berdoa untuk semua orang,” mereka dapat melihat wajah Kristus dalam setiap orang miskin yang mengetuk pintu mereka, dalam setiap orang yang telah kehilangan makna.

Ia mengatakan bahwa “hati manusia cenderung ke arah doa.”

Paus mengatakan bahwa doa melibatkan kasih untuk saudara dan saudari kita karena “apapun kesalahan yang mungkin telah dilakukan orang, mereka tidak boleh ditolak atau dibuang.”

Paus menegaskan bahwa ketika mereka yang berdoa memanjatkan doa untuk orang-orang berdosa, semestinya tidak ada penghakiman atau penghukuman.

Ia mengatakan bahwa meskipun umat-Nya berdosa, Tuhan tetap setia, bertekun dalam pelayanan-Nya sebagai Gembala bahkan dengan mereka yang memaksanya untuk mengotori tangan-Nya.

“Tuhan tidak menutup hati-Nya bagi mereka yang membuat-Nya menderita,” kata paus.

Paus mengatakan bahwa itu juga menjadi kewajiban bagi mereka yang berada di Gereja untuk berdoa bagi orang lain, “seperti Abraham dan Musa … mereka kadang-kadang harus ‘membela’ orang-orang yang dipercayakan kepada mereka di hadapan Tuhan.”

©Hak Cipta LiCAS.news. Dilarang mempublikasi artikel ini tanpa izin dari LiCAS.news. Untuk hak publikasi ulang, silahkan menghubungi kami di: [email protected]

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest