Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Jika hidup saat ini, St. Paulus pasti akan tweet, kirim email

Jika hidup saat ini, St. Paulus pasti akan tweet, kirim email

Paus Fransiskus mengatakan bahwa jika Santo Paulus masih hidup hari ini, dia akan mengirim pesan teks, tweet, serta mengirim email untuk menyebarkan kabar gembira.

Dalam pesannya untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia Gereja Katolik pada 23 Januari, Paus Fransiskus mengatakan Santo Paulus “pasti akan menggunakan email dan pesan sosial.”

Santo yang hidup di abad pertama kekristenan itu menyebarkan iman baru ke Eropa dan Asia Kecil dan diyakini telah menulis sebagian besar Perjanjian Baru.

“Setiap alat memiliki nilainya,” kata paus dalam pesan yang berjudul “Datang dan Lihat.”


Akan tetapi Paus Fransiskus mengatakan Santo Paulus berada dalam kondisi terbaiknya saat berkhotbah secara langsung, dan mengatakan jurnalis dan komunikator lainnya hari ini harus berbuat lebih banyak dengan “turun ke jalan.”

Paus mengatakan jurnalis harus bertemu orang-orang secara “tatap muka untuk mendapatkan berita atau untuk memverifikasi situasi tertentu secara langsung.”

Ia mengatakan, terlalu sering liputan investigasi digantikan oleh “narasi standar, seringkali tendensius” yang tidak mampu menangkap masalah dan aspirasi di tingkat akar rumput.

- Newsletter -

“Dalam komunikasi, tidak ada yang bisa sepenuhnya menggantikan tatap muka secara langsung untuk menemukan sesuatu” katanya.

Dunia berhutang budi kepada jurnalis, juru kamera, fotografer, dan lainnya yang sering mempertaruhkan nyawa untuk mencari kebenaran, tambahnya.

“Berkat upaya mereka, kita sekarang tahu, misalnya, tentang kesulitan yang dialami oleh minoritas yang teraniaya di berbagai belahan dunia, banyak kasus penindasan dan ketidakadilan yang menimpa orang miskin, kerusakan lingkungan, dan perang yang tanpa wartawan akan  terabaikan ,” kata paus.

Paus Fransiskus berbicara dalam audiensi pribadi dengan anggota Polisi Italia di aula Paulus VI di Vatikan pada 28 September 2020. (Foto oleh Tiziana FABI/AFP)

Ajakan untuk ‘datang dan lihat’

Paus mendedikasikan pesannya dalam peringatan tahun ini dengan mengundang umat beriman untuk “datang dan melihat” untuk menginspirasi para komunikator agar berusaha “menjadi lebih jelas dan jujur, di media, di internet, dalam khotbah harian Gereja dan dalam komunikasi politik atau sosial.”

Teman tahun ini mengutip kisah Injil tentang pertemuan awal murid-murid pertama dengan Yesus, yang mengundang mereka untuk “datang dan melihat,” untuk masuk ke dalam hubungan dengan-Nya.

Salah satu murid Yesus, Santo Filipus, berbicara dengan temannya Nathaniel, mengajaknya untuk “datang dan melihat” Mesias yang telah dia temukan.

“Begitulah iman Kristen dimulai, dan bagaimana itu dikomunikasikan: sebagai pengetahuan langsung, lahir dari pengalaman, dan bukan dari desas-desus,” kata paus.

Paus mengatakan melihat sesuatu dengan mata sendiri adalah cara terbaik untuk mendapatkan kebenaran, dan “ujian paling jujur dari setiap pesan, karena, untuk mengetahui, kita perlu bertemu, untuk membiarkan orang di depan saya berbicara, agar kesaksiannya sampai ke saya. “

Paus mengkritik kecenderungan untuk mereduksi berita menjadi informasi ringkas (soundbite) yang sudah dikemas sebelumnya dan mengacu pada diri sendiri, yang hanya mencerminkan perhatian dan sudut pandang kekuasaan yang ada.

Ia mengatakan kecenderungan itu mengarah pada arus informasi yang “dibuat di ruang redaksi” yang tidak secara akurat mencerminkan kenyataan di lapangan.

Paus mendesak media untuk “turun ke jalan” untuk melihat banyak hal dan bertemu dengan orang-orang.

Jurnalis, kata paus, harus rela pergi ke tempat yang tidak dikunjungi siapa pun, harus memiliki keinginan untuk melihat sendiri – “keingintahuan, keterbukaan, hasrat.”

Paus Fransiskus memuji keberanian para jurnalis yang telah menghadapi risiko besar untuk berbagi cerita tentang mereka yang tertindas, yang meliput penderitaan orang miskin, lingkungan, dan perang yang terlupakan.

“Ini akan menjadi kerugian tidak hanya untuk pelaporan berita, tetapi untuk masyarakat dan demokrasi secara keseluruhan, jika suara-suara itu memudar,” katanya, menambahkan bahwa seluruh keluarga manusia akan dimiskinkan. “

Paus Fransiskus mengatakan bahwa banyak situasi saat ini meminta seseorang untuk “datang dan melihat” segala sesuatu sebagaimana adanya. Terlalu sering kita berisiko melihat sesuatu hanya dari sudut pandang orang kaya di dunia. Ini dapat menyebabkan perbedaan antara berita yang kita terima dan apa yang sebenarnya terjadi, kata paus.

Campus journalists belonging to the Union of Journalists in the University of the Philippines take photographs during a demonstration marking the anniversary of the 1986 EDSA Revolution on Feb. 25, 2020, in Manila. (Photo by Jimmy A Domingo)

Pentingnya komunikasi modern

Dalam pesannya, paus menyebutkan internet dan sarana komunikasi sosial modern lainnya yang telah meningkatkan kapasitas laporan dan berbagi “dengan jutaan mata di dunia dan serbuan foto dan kesaksian yang terus-menerus.”

Paus mengatakan semua itu memungkinkan lebih banyak orang untuk berbagi cerita mereka, dan menjadi saksi bagi apa yang mereka lihat dan dengar.

Namun paus mengingatkan risiko misinformasi yang disebarkan di media sosial, yang sekarang telah diketahui semua orang.”

Paus mengatakan internet adalah “alat yang ampuh” yang membutuhkan kehati-hatian dan tanggungjawab baik produsen dan konsumen informasi dalam menggunakan media.

“Kita semua bertanggung jawab atas komunikasi yang kita buat, atas informasi yang kita sebarkan, kendali atas berita palsu yang kita ekspos,” katanya.

“Kita semua harus menjadi saksi kebenaran: pergi, melihat dan berbagi.”

Ia mengatakan bahwa dalam komunikasi, tidak ada yang bisa sepenuhnya menggantikan melihat sesuatu secara langsung. Beberapa hal “hanya bisa dipelajari melalui pengalaman langsung,” kata paus.
Paus Fransiskus mengatakan komunikasi hanya bisa efektif jika melibatkan orang lain dalam sebuah pertemuan, pengalaman, dialog.

“Tantangan yang menanti kita adalah berkomunikasi dengan bertemu orang, di mana mereka berada dan apa adanya,” kata paus. Tambahan dari Reuters.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest