Umat Katolik di Filipina akan mengadakan ‘Walk for Life’ secara online pada hari Sabtu, 20 Februari, untuk menunjukkan penolakan Gereja terhadap rancangan undang-undang pro-kematian yang masih menunggu keputusan di Kongres Filipina.
Uskup Manila Mgr Broderick Pabillo, ketua Komisi Kerawam konferensi para uskup Filipina, mengatakan Gereja terus menjunjung tinggi kesucian hidup.
“Kita harus terus melawan langkah-langkah yang diusulkan yang akan menghancurkan kehidupan,” kata prelatus itu dalam sebuah wawancara Radio Veritas 846 yang dikelola Gereja.
Uskup Pabillo mengatakan di antara “RUU pencabut nyawa” itu adalah usulan untuk perceraian, eutanasia, aborsi, hukuman mati, dan pernikahan sesama jenis di negara itu.
Prelatus itu meminta umat beriman untuk bergabung dengan “Walk for Life” tahun ini, yang akan diadakan secara online karena keterbatasan akibat pandemi virus corona.
Uskup Pabillo mengatakan perayaan tahun ini akan diwarnai oleh “Dance for Life” yang difasilitasi oleh Komisi Kesenian dan Budaya Nasional.
Tarian ini akan menampilkan kekayaan budaya Filipina yang terancam selama bertahun-tahun.
Peringatan tahun ini mengusung tema “Rayakan Kesatuan di Tahun 2021” yang merupakan pengakuan atas semua berkah yang diterima masyarakat Filipina selama 500 tahun sejak kedatangan agama Kristen di negara tersebut.
Perayaan “Walk for Life” online dapat diakses melalui halaman Facebook Sangguniang Layko ng Pilipinas, CBCP, Santissimo Rosario di UST, NCCA, dan Dance Exchange Philippines mulai pukul 2 siang pada Sabtu, 20 Februari.
Uskup Pabillo akan memimpin Misa Kudus pada jam 4 sore.