Para imam harus membuat diri mereka selalu ada bagi umat, terutama bagi yang sangat membutuhkan selama pandemi.
Desakan tersebut disampaikan oleh Pastor Melvin Castro, direktur spiritual Pro-life Filipina, menyusul laporan terbaru dari Badan Statistik Filipina yang mengatakan bahwa kematian akibat bunuh diri meningkat tahun lalu.
Ada kenaikan dari 2.808 kematian yang tercatat akibat melukai diri sendiri secara sengaja pada tahun 2019, menjadi 3.529 kasus pada tahun 2020.
“Orang-orang dalam situasi sulit membutuhkan seseorang untuk diajak bicara,” kata Pastor Castro. “Dan kerasulan ‘mendengarkan’ ini berlaku untuk semua,” tambahnya.
“Kita perlu selalu ada bagi mereka yang membutuhkan seseorang untuk diajak bicara,” kata imam itu, menambahkan bahwa konseling dapat dilakukan baik secara tatap muka maupun secara online.
Kesehatan mental tidak boleh dianggap remeh terutama selama pandemi, kata imam itu.
“Di tengah kemiskinan, pengangguran, dan rasa putus asa, menjaga kesehatan harus mencakup fisik, mental, bahkan spiritual,” kata Pastor Castro.
Pejabat pemerintah sebelumnya mengimbau gereja dan pemimpin agama di negara itu untuk memberikan nasihat dan bimbingan untuk menurunkan tingkat kecemasan masyarakat.
Organisasi kesehatan mental dan para praktisi mengecam imbauan tersebut dan menganggapnya “benar-benar menghina para profesional kesehatan mental di negara ini.”
Kelompok Samahan ng Progresibong Kabataan mengatakan “institusi agama telah lama menciptakan narasi tidak baik tentang kesehatan mental.”
Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu mengatakan institusi agama turut berkontribusi terhadap stigma terhadap penyakit mental, karena banyak pengikut percaya bahwa mereka yang melakukan bunuh diri akan masuk neraka.
