Polisi Indonesia mengatakan pelaku bom bunuh diri yang menargetkan Gereja Katedral Makassar di Sulawesi Selatan pada Minggu Palem adalah pasangan suami istri yang bergabung dalam kelompok radikal yang terafiliasi ISIS.
Dua pelaku bom bunuh diri itu tewas dalam serangan yang terjadi saat Misa hampir selesai pada Minggu Palem, 28 Maret. Sembilan belas orang lainnya mengalami luka-luka akibat ledakan yang terjadi di luar Katedral Hati Kudus Yesus Makassar itu.
Salah satu korban luka adalah satpam -disebut juga sebagai koster gereja- yang berusaha menghentikan pelaku bom memasuki kompleks gereja.
Polisi mengatakan pasangan itu adalah anggota kelompok radikal Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang sebelumnya disebut melakukan serangan bunuh diri di gereja dan sebuah pos polisi di Surabaya, Jawa Timur, yang menewaskan sedikitnya 30 orang pada tahun 2018.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengatakan sejak ledakan tersebut polisi telah menangkap 13 orang di Jabodetabek, Nusa Tenggara Barat, dan Makassar dan mereka memiliki peran berbeda dalam pelaksanaannya, mulai dari membuat bahan peledak hingga meledakkannya.
Listyo mengatakan polisi juga menemukan 5,5 kg bahan peledak dan beberapa bahan lain dari lokasi penggerebekan, termasuk triacetone triperoxide (TATP), campuran kuat namun tidak stabil yang sering digunakan oleh kelompok militan Islam.
Listyo mengatakan saat jumpa pers bahwa sebelum melakukan aksinya, pengebom pria menulis surat kepada keluarga yang mengungkapkan niatnya untuk mati syahid.

Dalam sebuah pernyataan, para uskup Indonesia mengungkapkan “keprihatinan, doa, dan kesedihan yang mendalam atas serangan itu” dan menambahkan bahwa “dampaknya bukan hanya pada komunitas Katolik tetapi pada seluruh Bangsa dan negara Indonesia.”
Pernyataan yang ditandatangani oleh Uskup Yohannes Harun Yuwono, ketua Komisi Hubungan Antaragama Konferensi Waligereja Indonesia, antara lain menyebutkan bahwa serangan itu merendahkan martabat manusia, menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan menambah daftar panjang aksi terorisme di nusantara tercinta ini.
Setelah mengetahui serangan itu, Paus Fransiskus meminta doa bagi para korban serangan bom tersebut. Presiden Joko Widodo juga mengecam tindakan terorisme tersebut.
Dewan Gereja Dunia juga mengecam serangan itu melalui sebuah pernyataan.
Polisi menahan sekitar 20 tersangka anggota JAD pada Januari, dan pihak berwenang yakin JAD terlibat dalam serangan bunuh diri di sebuah gereja Katolik Filipina pada 2019 yang menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai lebih dari 100.
Makassar, kota terbesar di pulau Sulawesi, mencerminkan wajah keberagaman agama di Indonesia, sebuah negara dengan jumlah penduduk Muslims terbesar di dunia dan agama Kristen adalah salah satu dari agama minoritas di negara itu.
Jumlah penduduk Kristen di Indonesia mencapai sekitar 10 persen dari lebih total 270 juta penduduk. Dari jumlah tersebut jumlah umat Katolik diperkirakan mencapai delapan juta.
Tambahan dari Reuters