Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Imam asal Filipina terluka akibat serangan geng di Papua Nugini

Imam asal Filipina terluka akibat serangan geng di Papua Nugini

Seorang imam Vinsensian asal Filipina yang menjadi korban penyerangan di Papua Nugini bulan lalu sekarang dalam kondisi aman.

“Puji Tuhan, dia sudah tidak dalam bahaya lagi dan sudah kembali ke parokinya di Wapipi, Kepulauan Trobriand, untuk merayakan Pekan Suci,” kata Uskup Alotao Mgr Rolando Santos dalam wawancara dengan Radio Veritas 846 pada 6 April.

Uskup itu mengatakan Pastor Manny Lapaz dari Kongregasi Misi sekarang dalam keadaan sehat.




Imam yang berasal dari Cebu, Filipina tengah, itu saat ini adalah pemimpin komunitas Vinsensian di Alotau.

Imam itu termasuk di antara mereka yang terluka parah ketika 15 pria merangsek tempat tinggal 11 imam dan seorang diakon di kota Alotau pada 19 Maret.

Uskup Santos sebelumnya mengatakan setidaknya tujuh imamnya mengalami luka parah akibat serangan tersebut.

“Para bandit itu bermaksud untuk membunuhnya, tetapi salah satu dari mereka menghalangi dan menyelamatkan Pastor Manny,” kata uskup dalam wawancara radio. “Belum ada laporan tentang penangkapan yang dilakukan oleh polisi,” tambahnya.

Para penyerang yang dikenal sebagai geng Tommy Bakers, melarikan diri dengan membawa laptop, ponsel, uang tunai, dan barang berharga lainnya.

- Newsletter -

Mereka juga mencuri mesin tempel dan panel surya yang digunakan para imam di daerah misi di pelosok-pelosok.

Uskup Santos mengatakan Caritas di Papua Nugini membantu gereja lokal untuk mengganti barang-barang yang dicuri.

“Ketenangan dan ketertiban di Alotau dan Provinsi Milne Bay mengalami gangguan terus menerus selama empat tahun terakhir,” katanya.

“Polisi setempat kalah jumlah dan persenjataan mereka juga kalah oleh anggota geng itu,” tambah uskup yang berasal dari Kota Malabon, Metro Manila.

Prelatus itu telah menjadi uskup Alotau di Papua Nugini sejak 2011 ketika dia dilantik oleh Paus Benediktus XVI.

“Kami sangat sedih dan kami mengutuk segala bentuk kekerasan dan pencurian harta benda,” kata Uskup Santos  dan menyerukan dialog untuk memulihkan perdamaian dan ketertiban di daerah itu.

“Perbedaan harus diselesaikan secara damai dan menghormati hak dan martabat setiap orang,” kata uskup.

Menurut sejumlah laporan, serangkaian insiden kekerasan telah terjadi di daerah tersebut yang menargetkan polisi dan petugas pemadam kebakaran.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest