Pemerintah Filipina telah mengijinkan pertemuan keagamaan secara tatap muka, namun dengan syarat hanya diperbolehkan sekitar 10 persen dari kapasitas tempat, setelah adanya pelonggaran yang diterapkan di ibu kota Filipina, terhitung mulai 12 April.
Namun juru bicara pemerintah Harry Roque mengatakan unit pemerintah daerah dapat meningkatkan kapasitas gereja hingga 30 persen.
Pemerintah juga membolehkan layanan nekrologi, semayam, pemakaman, tetapi hanya anggota keluarga dekat yang diizinkan hadir.
Uskup Cubao Mgr Honesto Ongtioco mengatakan dia menyerahkan kepada para imam di keuskupannya untuk memutuskan apakah akan membuka gereja, meskipun pemerintah telah mengizinkan pertemuan keagamaan terbatas.
“Uskup Cubao… telah menyerahkan keputusan kepada pastor paroki apakah akan membuka gereja paroki mereka sesuai dengan arahan pemerintah setempat atau untuk menunda pembukaan ibadah tatap muka,” baca pernyataan dari keuskupan.
Keuskupan mengatakan pertimbangan maksimal tentang situasi penyebaran infeksi dan mitigasinya harus dipikirkan secara matang dan hati-hati.
Bagi mereka yang memutuskan untuk membuka gereja paroki mereka, keuskupan menegaskan bahwa paroki harus mematuhi protokol kesehatan, termasuk jam malam dari jam 8 malam sampai jam 5 pagi.
Pada hari Minggu, pemerintah mengumumkan pelonggaran lockdown di ibu kota Manila dan empat provinsi yang berdekatan mulai 12 April.
Filipina sedang berjuang mengatasi wabah virus Corona dan menjadi salah satu yang terparah di Asia, dengan rumah sakit di ibu kota kewalahan, dengan jumlah infeksi harian terus meningkat, sementara pihak berwenang menghadapi penundaan pengiriman vaksin COVID-19.
Departemen Kesehatan mencatat 11.378 kasus COVID-19 baru dan 203 kematian lainnya pada 12 April, menjadikan penghitungan negara menjadi 876.225 infeksi yang dikonfirmasi dan 15.149 kematian.
Kasus baru melonjak dalam beberapa pekan terakhir, melampaui 15.000 pada 2 April, sebagian besar di ibu kota Manila yang padat.
Pekan lalu, Duterte membatalkan pidato mingguan di televisi dan pertemuan dengan satuan tugas virus corona karena beberapa staf dan petugas keamanannya dinyatakan positif COVID-19. Tambahan dari Reuters