Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus ingatkan umat beriman agar tekun dalam doa

Paus Fransiskus ingatkan umat beriman agar tekun dalam doa

Paus Fransiskus mengatakan ada tiga tantangan yang sering dialami manusia dalam beroa: gangguan, perasaan kosong, dan kelesuan

Paus Fransiskus mengatakan umat beriman harus bisa mengatasi kesulitan dalam berdoa. Hal itu ia sampaikan ketika melanjutkan katekese tentang doa pada Audiensi Umum mingguannya di Vatikan pada Rabu, 19 Mei.

“Berdoa tidak mudah. Banyak kesulitan yang muncul dalam doa. Kita perlu mengetahui kesulitan itu, mengakuinya  dan mengatasinya,”ujarnya.

Paus mengatakan ada tiga tantangan yang seringkali dialami orang dalam doa yaitu gangguan, perasaan kering, dan kelesuan (acedia).

Ia mengatakan “gangguan” adalah pengalaman umum, tidak hanya dalam doa tetapi dalam segala hal yang dilakukan orang.




“Otak manusia sulit untuk bertahan lama dalam satu pikiran,” katanya. “Kita semua mengalami munculnya gambar dan ilusi yang berseliweran secara konstan, yang menemani kita bahkan dalam tidur,” tambah paus.

Paus mengatakan setiap orang harus melawan gangguan karena seseorang tidak dapat melakukan apa-apa jika gangguan itu tetap ada. “Untuk melakukannya, kita harus merangkul kebajikan Injil yaitu ketekunan,” katanya.

Sedangkan untuk mengatasi “kekeringan” dalam doa, kita dapat mengandalkan “iman yang murni”, kata Paus.

“Seringkali kita tidak tahu apa alasan kekeringan itu. Mungkin tergantung pada diri kita sendiri, tetapi juga pada Tuhan, yang mengizinkan situasi tertentu dalam kehidupan lahir dan batin,” katanya.

- Newsletter -

“Hati harus terbuka dan bercahaya, agar terang Tuhan bisa masuk. Dan jika tidak masuk, tunggu saja dengan harapan. Tapi jangan menutupnya dengan warna abu-abu,” tambah Paus.

Sementara itu kelesuan atau kemalasan adalah “godaan nyata melawan doa, dan secara umum bertentangan dengan kehidupan Kristen,” kata paus.

Bapa Suci menggambarkan kelesuan atau kemalasan sebagai bentuk depresi karena ‘lemahnya kontemplasi, kewaspadaan yang menurun, dan hati yang tidak peduli’ dan didorong oleh kesombongan, yang dapat menyebabkan kematian jiwa.

“Semua orang kudus telah melewati ‘lembah kelam’ ini,” kata paus.

“Kita harus belajar untuk tetap konstan dalam doa,” kata paus dan menambahkan bahwa “orang percaya tidak pernah berhenti berdoa.”

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest