Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Umat Buddha dan Kristen harus bersatu membantu korban pandemi

Umat Buddha dan Kristen harus bersatu membantu korban pandemi

Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama mengatakan pandemi virus corona menantang para pengikut semua agama untuk mencari cara baru dalam melayani umat manusia.

Vatikan meminta umat Buddha dan Kristen untuk memperkuat solidaritas dan kepedulian terhadap sesama, terutama di tengah pandemi virus corona.

“Semoga situasi dramatis akibat pandemi COVID-19 ini memperkuat ikatan persahabatan kita dan semakin mempersatukan kita dalam melayani keluarga manusia,” kata Vatikan baru-baru ini.

Dalam pesan tahunan untuk Hari Raya Waisak umat Buddha, Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama mengatakan pandemi itu menantang pengikut semua agama untuk menemukan cara baru dalam melayani umat manusia.

Hari raya yang secara tradisional dirayakan oleh umat Buddha dan Hindu di Asia Selatan dan Tenggara, adalah untuk memperingati kelahiran, pencerahan, dan kematian Buddha Gautama dalam Buddhisme Tibet Theravada dan Navayana.




Dalam pesan yang dirilis pada 26 Mei, Vatikan mengutip ensiklik Paus Fransiskus “Fratelli tutti” untuk mendorong umat Buddha dan Kristen untuk mengadopsi “budaya dialog, gotong royong, dan saling pengertian.”

Vatikan mencatat bahwa situasi dunia yang saat ini secara tragis ditandai oleh pandemi COVID-19, menantang semua orang untuk bekerja sama dengan cara baru untuk melayani komunitas manusia.

Dalam pesan Hari Raya Waisak tahun lalu, Vatikan menggarisbawahi nilai-nilai dan kebijaksanaan bersama dari dua agama ini yang menyerukan kolaborasi dalam mengatasi masa-masa sulit akibat pandemi.

“Penderitaan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 telah membuat kita sadar akan kerentanan dan ketergantungan bersama,” bunyi pesan itu.

- Newsletter -

“Kita dipanggil untuk menemukan dan menjalankan solidaritas yang diabadikan dalam tradisi agama kita masing-masing,” lanjut pesan itu.

Paus Fransiskus dalam pesan Hari Perdamaian Sedunia 2021 menggarisbawahi bahwa “segala sesuatu saling berhubungan, dan bahwa kepedulian yang tulus atas kehidupan dan hubungan kita dengan alam tidak dapat dipisahkan dari persaudaraan, keadilan, dan kesetiaan kepada orang lain.”

Tradisi mengirim pesan tahunan kepada umat Buddha selama pada Hari Raya Waisak sudah berlangsung selama lebih dari 25 tahun. Perayaan yang juga dikenal sebagai Hanamatsuri, dirayakan pada 26 Mei tahun ini oleh sebagian besar negara dengan tradisi Buddha.

Menurut Pew Research Center, sekitar tujuh persen populasi dunia beragama Buddha dan separuh umat Buddha di dunia tinggal di Tiongkok.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest