Home LiCAS.news Bahasa Indonesia News (Bahasa) Sadis! Pasukan pemerintah Myanmar membunuh dua pemuda Katolik

Sadis! Pasukan pemerintah Myanmar membunuh dua pemuda Katolik

Bentrokan antara pasukan keamanan dan kelompok bersenjata Karen terus berkecamuk di bagian timur Myanmar

Pasukan pemerintah dilaporkan membunuh dua pemuda Katolik yang sedang mengumpulkan makanan untuk orang-orang terlantar di negara bagian Kayah Myanmar pekan lalu, menurut laporan AsiaNews, sebuah agensi berita gereja yang berbasis di Italia.

Alfred Ludu, 20, dan Patrick Boe Reh, 21, dari Paroki St. Yosep di Demoso, sebuah kota di negara bagian Kayah, sedang mengumpulkan makanan ketika tentara menembak mereka.

Bentrokan antara pasukan keamanan pemerintah dan kelompok bersenjata Karen telah berkecamuk di bagian timur Myanmar selama sepekan.

Kardinal Charles Maung Bo pekan lalu mengimbau diakhirinya kekerasan karena konflik antara militer Myanmar dan pasukan yang menentang kekuasaan militer meningkat dalam beberapa hari terakhir.




Sekitar 50.000 orang dilaporkan telah meninggalkan rumah mereka di Myanmar timur dekat perbatasan negara bagian Shan dan Kayah dan mencari perlindungan di gereja-gereja.

Dalam beberapa hari terakhir, konflik antara tentara dan pasukan yang menentang kekuasaan militer telah meningkat di Myanmar timur yang menyebabkan puluhan anggota pasukan keamanan dan pejuang lokal tewas, menurut laporan media.

Ribuan warga sipil juga telah meninggalkan rumah mereka untuk menghindari pertempuran tersebut dan menderita kerugian besar.

Myanmar didominasi oleh Buddha tetapi beberapa daerah termasuk Kayah memiliki komunitas Kristen yang cukup besar.

- Newsletter -

“Tindakan kekerasan, termasuk penembakan terus menerus dengan senjata berat pada kelompok yang sebagian besar wanita dan anak-anak yang ketakutan telah menimbulkan korban,” kata Kardinal Bo.

“Ini harus dihentikan. Kami memohon kepada Anda semua… agar tidak meningkatkan perang, ”katanya.

Aksi protes menentang militer terus berlangsung setiap hari di banyak bagian negara, melumpuhkan bisnis.

Pertempuran juga pecah melibatkan kelompok-kelompok etnis bersenjata yang menentang junta militer dan milisi baru yang dibentuk untuk menentangnya.

Dua bom rakitan meledak di Yangon, kota utama, pada hari Sabtu, diduga menargetkan sebuah pos polisi dan sebuah truk tentara, lapor layanan berita Mizzima.

Pasukan militer telah menewaskan lebih dari 800 orang sejak kudeta, menurut angka yang dikutip oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Lebih dari 4.000 orang telah ditahan.

Pemimpin Junta Min Aung Hlaing mengatakan korban sipil yang tewas mendekati 300 dan mengatakan sekitar 50 anggota polisi telah tewas. Namun ia tidak menyebut berapa korban di pihak tentara. Kelompok-kelompok yang memerangi angkatan bersenjata mengatakan mereka telah menyebabkan banyak korban.

Militer membenarkan kudeta atas dugaan kecurangan dalam pemilihan umum yang dilakukan oleh partai Suu Kyi pada bulan November. Tuduhan itu telah dibantah oleh komisi pemilihan umum.

Suu Kyi, 75, diadili atas serangkaian tuduhan yang menurut pengacaranya bermotif politik.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest