Paus Fransiskus menyerukan dukungan bagi para pekerja yang paling terkena dampak krisis kesehatan global yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Dalam pesannya saat menandai ulang tahun ke-109 Organisasi Buruh Internasional (ILO), Paus Fransiskus menekankan “kebutuhan mendesak” akan reformasi ekonomi dan perlindungan bagi semua pekerja.
Paus mengingatkan adanya “keterikatan berlebihan pada keuntungan, keterturupan (isolasi) dan nasionalisme, serta konsumerisme buta” ketika kembali ke aktivitas ekonomi yang lebih besar setelah pandemi.
Ia mengingatkan agar berhati-hati terhadap penyangkalan yang jelas atas diskriminasi terhadap saudara dan saudari kita yang ‘dibuang’ dalam masyarakat kita.
Pernyataan itu disampaikan Paus Fransiskus dalam pesan video yang dia kirimkan ke KTT Dunia Kerja ILO pada 17 Juni.
“Mari kita mencari solusi yang akan membantu kita membangun masa depan dunia kerja berdasarkan kondisi kerja yang layak dan bermartabat, yang berasal dari negosiasi kolektif, dan mempromosikan kebaikan bersama, yang akan menjadikan pekerjaan sebagai komponen penting dari kepedulian kita terhadap masyarakat dan Penciptaan,” kata Paus.
Paus memperingatkan bahaya “dinamika elitis” yang menyingkirkan orang lain dan mengorbankan mereka yang terkebelakang atas nama kemajuan.
“Menghadapi Agenda Organisasi Buruh Internasional, kita harus melanjutkan apa dilakukan pada tahun 1931, ketika Paus Pius XI, setelah krisis Wall Street dan di tengah ‘Depresi Hebat,’ menolak asimetri antara pekerja dan pengusaha sebagai ketidakadilan yang mencolok, yang memberi kekuasaan penuh dan sarana bagi modal,” kata paus.
Ia mendesak perluasan sistem perlindungan sosial untuk memastikan akses ke layanan kesehatan, makanan, dan kebutuhan dasar manusia.
Paus mengatakan kurangnya perlindungan sosial selama pandemi mengakibatkan peningkatan kemiskinan, pengangguran, dan pekerjaan ilegal.
“Kita dipanggil untuk memprioritaskan tanggapan bagi pekerja yang masih terkena dampak pandemi COVID-19, yakni pekerja berketerampilan rendah, pekerja harian, mereka yang bekerja secara ilegal, pekerja migran dan pengungsi, mereka yang bekerja pada sektor yang biasa disebut… berbahaya, kotor dan rendahan,” katanya.
“Saat kita berusaha untuk merencanakan tindakan kita di masa depan dan membentuk agenda internasional pasca-COVID-19, kita harus memberi perhatian khusus pada bahaya yang sangat nyata dari melupakan mereka yang tertinggal,” kata Paus Fransiskus.
Ia mengatakan orang miskin “sangat rentan diserang oleh virus yang bahkan lebih buruk daripada COVID-19, yakni ketidakpedulian karena keegoisan.”