Vatikan telah menekan dua asosiasi Katolik yang berbasis di Italia selatan setelah menentukan bahwa dugaan wahyu supranatural para pendiri pendiri organisasi itu tidak autentik.
Kongregasi untuk Ajaran Iman (CDF) memerintahkan kunjungan apostolik terhadap Movimento Apostolico dan Maria Madre della Redenzione tahun lalu setelah menerima banyak keluhan tentang masalah pengelolaan dan adanya perpecahan mendalam di antara anggota.
CDF, bersama dengan Kongregasi untuk Klerus dan Dikasteri untuk Awam, Keluarga, dan Kehidupan, menekan dua asosiasi Katolik itu dengan dekrit yang dikeluarkan pada 10 Juni atas persetujuan Paus Fransiskus.
Movimento Apostolico didirikan di Keuskupan Agung Catanzaro-Squillace pada tahun 1979, berdasarkan wahyu supernatural yang diakui diberikan kepada Maria Marino.
Gerakan itu menerima pengakuan resmi sebagai asosiasi pribadi umat beriman pada tahun 2001. Sedangkan asosiasi publik umat beriman, Maria Madre della Redenzione, dibentuk kemudian dan diakui oleh Gereja setempat pada tahun 2011.
Movimento Apostolico menyebar ke seluruh Italia dan juga di Swiss, Jerman, Republik Kongo, Kamerun, Madagaskar, India, Benin, dan Ekuador.
Vatikan memutuskan pada 10 Juni bahwa dugaan wahyu Maria Marino “tidak dianggap berasal dari supranatural.”
“Tidak ada unsur-unsur seperti untuk mengaitkan asal usul supernatural dengan dugaan fenomena yang memunculkan gerakan itu, dan sebaliknya, adalah mungkin untuk sampai pada kepastian moral bahwa ini adalah pengalaman pribadi pendiri yang tidak dapat ditelusuri kembali ke tindakan supranatural,” demikian isi surat dari Takhta Suci itu.
Dalam surat itu, Vatikan juga mencatat adanya perpecahan serius di Keuskupan Agung Catanzaro-Squillace, terutama di antara para imam diosesan, yang disebabkan oleh aktivitas Movimento Apostolico.
Surat itu juga mengatakan bahwa karisma pendiri tidak asli, dan dokumen, pembinaan, dan khotbah gerakan itu ditandai oleh “kedangkalan doktrinal.”
Dalam surat keputusan tersebut disebutkan bahwa kunjungan tersebut juga menemukan kekurangan kelembagaan, khususnya mengenai tata kelola dan pengelolaan keuangan. Keputusan itu mencatat “kehadiran praktik-praktik yang merugikan perbedaan yang ada antara bidang pengelolaan asosiasi dan hati nurani para anggotanya.”
Visitasi apostolik dilakukan dari Oktober 2020 hingga April 2021 oleh pensiunan Uskup Agung Ignazio Sanna dan dua profesor emeritus Universitas Kepausan Lateran, teolog moral Pastor Mauro Cozzoli dan pengacara kanon Pasto Agostino Montan.
Uskup Agung Catanzaro-Squillace Uskup Agung Vincenzo Bertolone mengumumkan keputusan Vatikan itu pada 29 Juni, bertepatan dengan Pesta St. Petrus dan Paulus.
Setelah membaca surat keputusan itu, uskup agung itu memberikan refleksi pribadi dan mengajak semua orang untuk menerima keputusan Takhta Suci “dengan semangat iman dan ketaatan.”
Uskup Agung Bertolone mengatakan bahwa kebaikan yang dilakukan oleh banyak penganut spiritualitas Movimento Apostolico tidak akan hilang.
“Banyak orang telah dibawa lebih dekat dengan iman dan praktik Kristen, banyak panggilan suci telah ditemukan dan dikembangkan, banyak yang secara aktif hadir dalam animasi kegiatan paroki,” kata prelatus itu.
Ia mendesak mereka yang terkait dengan gerakan itu untuk tetap dekat dengan Gereja, dan mencatat bahwa “setiap orang Katolik yang otentik memiliki perasaan kesalehan yang lembut terhadap Gereja.”
“Setiap orang Katolik sejati menyatakan bersama St. Cyprianus dan St. Augustinus, ‘seseorang tidak dapat memiliki Allah sebagai ayahnya tanpa memiliki Gereja sebagai ibunya.’”