Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Uskup 'resmi' Keuskupan Hangzhou meninggal

Uskup ‘resmi’ Keuskupan Hangzhou meninggal

Partai Komunis Tiongkok memuji uskup itu karena melayani Gereja dengan setia dan penuh semangat, rendah hati dan sederhana

Uskup ‘resmi’ Keuskupan Hangzhou Mgr Matteo Cao Xiangde, di provinsi Zhejiang, Tiongkok, meninggal dunia akhir pekan lalu pada usia 93 tahun.

Prelatus itu adalah salah satu uskup yang diangkat oleh otoritas Tiongkok tanpa mandat dari paus selama krisis tahun 2000 antara Beijing dan Vatikan, kata sebuah laporan di AsiaNews.

Pada bulan September 2004, Uskup Cao Xiangde meminta legitimasi Tahta Suci, yang diberikan kepadanya pada tanggal 8 Juni 2008, tetapi tanpa yurisdiksi.




Lahir pada 16 September 1927, di Tongzhen, di daerah baru Pudong, kotamadya Shanghai, Uskup Cao Xiangde masuk Seminari Lazaris Regional Wensheng di Jiaxing pada tahun 1950. Pada tahun 1952 ia pindah ke Beijing.

Pada tahun 1954, ketika pemerintahan Tiongkok naik ke tampuk kekuasaan, uskup masa depan itu melanjutkan studi dan karya pastoralnya di Haimen (Zhejiang).

Ia ditahbiskan menjadi imam setelah Revolusi Kebudayaan pada November 1985. Ia kemudian melayani di katedral Hangzhou, salah satu gereja tertua di Tiongkok.

Tanggal 25 Juni 2000, Uskup Cao Xiangde dipilih dan ditahbiskan sebagai uskup “secara demokratis” oleh Uskup Yu Chengcai, uskup resmi Haimen, meskipun ada desakan dari Takhta Suci agar tidak diteruskan.

Uskup Cao Xiangde menjadi bagian Asosiasi Patriotik Katolik dan Konferensi Waligereja Tiongkok, dua badan yang dimanfaatkan Partai Komunis Tiongkok mengendalikan komunitas Katolik.

- Newsletter -

Ia menjadi presiden dan kemudian pemimpin kehormatan Asosiasi Patriotik dan Komisi Gerejawi provinsi Zhejiang. Dia juga presiden konferensi konsultatif politik kota itu.

Karena usianya yang sudah lanjut, Uskup Cao Xiangde pensiun dan tinggal di panti di Wuyunshan. Pada 25 Juni 2020, ia merayakan ulang tahun ke-20 keuskupannya bersama dengan para klerus dan otoritas sipil Tiongkok.

Dalam obituari resmi, Partai Komunis Tiongkok mengatakan bahwa “sepanjang hidupnya [uskup] selalu mencintai tanah air dan Gereja, menjunjung tinggi prinsip-prinsip otonomi, kemandirian, dan pemerintahan sendiri Gereja, melayaninya dengan kesetiaan dan semangat, dengan cara yang rendah hati dan sederhana. Dia memenuhi tugasnya secara bertanggung jawab dan melayani masyarakat.”

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest