Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Gereja Asia meluncurkan kursus komunikasi sosial online

Gereja Asia meluncurkan kursus komunikasi sosial online

VAISCOM menyelenggarakan kursus kepemimpinan dan manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan komunikasi sosial Gereja

Sebuah lembaga Gereja Katolik Asia memulai kursus perdana  tentang komunikasi dan kepemimpinan pastoral melalui webinar yang diadakan pekan lalu.

Institut Komunikasi Sosial Veritas Asia atau VAISCOM menawarkan kursus kepemimpinan dan manajemen sebagai bagian dari program yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan komunikasi sosial Gereja.

Lembaga itu didirikan pada 10 Desember 2019 oleh Kantor Komunikasi Sosial Federasi Konferensi Waligereja Asia.




“Saat kami meluncurkan kursus online kami, kami memperhatikan manfaat dan tantangan dari pertumbuhan dan perkembangan yang cepat di bidang komunikasi sosial,” kata Uskup Roberto Mallari, ketua FABC-OSC.

“Kami menganggapnya sebagai berkat untuk memanfaatkannya secara maksimal dan menghadapi tantangan yang diberikannya kepada kami,” tambah prelatus itu dalam pesan video saat kegiatan pada 15 Juli itu.

Misi VAISCOM menyatakan bahwa kursus itu bertujuan untuk mengembangkan “kompetensi komunikasi” di antara para pemimpin Gereja Asia” di negara-negara anggota FABC.

Uskup Mallari mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, “dunia komunikasi dan interaksi digital telah berkembang pesat” dan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

“Saya percaya bahwa pandemi ini telah memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perkembangannya,” kata prelatus itu.

- Newsletter -

Ia mengatakan “implikasi yang lebih besar dari digitalisasi” juga dapat dilihat dalam cara bisnis dioperasikan, cara beli konsumen, hiburan, medis, dan bahkan ibadah.

“Dalam banyak cara, digitalisasi telah meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai tingkat kehidupan manusia,” kata uskup Filipina itu.

Bagaimanapun, prelatus itu mencatat “tantangan” yang dibebankan oleh digitalisasi, seperti masalah mengenai keamanan dan privasi pribadi, kejahatan dan terorisme, manipulasi dan objektifikasi media, depersonalisasi dan kejahatan kebencian, berita dan identitas palsu, ketergantungan yang berlebihan dan pemutusan hubungan sosial, intimidasi dan kecanduan dan banyak lagi.”

Uskup Mallari mengatakan Gereja Katolik mengingatkan umat beriman bahwa “tantangan nyata dalam proses pewartaan Injil, bukanlah bagaimana menggunakan teknologi baru untuk menginjili, tetapi bagaimana menawarkan kehadiran penginjilan di benua digital.”

“Kita tentu perlu memahami kekuatan media ini dan menggunakan semua potensi dan aspek positifnya, serta tetap menyadari bahwa kita tidak hanya melakukannya dengan menggunakan alat digital, tetapi dengan menawarkan ruang untuk pengalaman iman,” katanya.

“Kita harus menghindari virtualisasi kehidupan iman kita dengan menawarkan katekese yang berangkat dari informasi religius ke pendampingan dan pengalaman akan Tuhan,” kata Uskup Mallari.

Sedikitnya 37 imam, suster, dan umat awam dari Bangladesh, India, Italia, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Pakistan, Filipina, dan Thailand telah mendaftar untuk mengikuti kursus online yang diselenggarakan VAISCOM. – Oleh Raymond Kyaw Aung/Radio Veritas Asia

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest