Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus: 'Kemunafikan sangat merusak persatuan dalam Gereja'

Paus Fransiskus: ‘Kemunafikan sangat merusak persatuan dalam Gereja’

Berbicara saat audiensi umum pada Rabu (25/8) paus menggarisbawahi bahwa perilaku munafik merusak persatuan dalam Gereja

Paus Fransiskus mengatakan bahwa kemunafikan dalam Gereja ‘sangat menjijikkan.’

Berbicara saat audiensi umum di Aula Paulus VI Vatikan pada 25 Agustus, paus menggarisbawahi bahwa perilaku munafik merusak persatuan Gereja.

“Kemunafikan di Gereja sangat menjijikkan. Sayangnya, ada banyak orang Kristen dan pelayan gereja yang munafik. Kita hendaknya tidak pernah melupakan firman Tuhan: ‘Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat,” katanya, mengutip Matius 5:37.




“Saudara-saudara, hari ini, marilah kita memikirkan tentang kemunafikan yang dikecam Paulus, dan bahwa Yesus mengecam kemunafikan. Dan janganlah kita takut untuk jujur, mengatakan kebenaran, mendengar kebenaran, menyesuaikan diri dengan kebenaran, sehingga kita bisa mencintai. Seorang munafik tidak tahu bagaimana mencintai.”

“Bertindak berlawanan berarti membahayakan kesatuan Gereja, kesatuan yang didoakan oleh Tuhan Yesus sendiri.”

Pidato Paus yang disiarkan langsung dan khusus mengusung tema “Bahaya Hukum Taurat” merupakan ceramah yang keenam dalam katekesenya tentang Surat St. Paulus kepada Jemaat Galatia.

Paus merenungkan Galatia 2:11-14, di mana Paulus menegur Santo Petrus karena berhenti makan dengan orang bukan Yahudi karena takut konflik dengan orang Kristen Yahudi yang ketat, yang menekankan bahwa orang Yahudi dilarang makan dengan orang non-Yahudi di bawah Musa Hukum.

- Newsletter -

“Pertama, Petrus sudah sering makan bersama orang-orang Kristen yang berasal dari kafir tanpa kesulitan. Namun, ketika beberapa orang Kristen yang disunat dari Yerusalem tiba di kota, dia tidak lagi melakukannya, karena dia tidak ingin mendapat kritikan dari mereka,” kata paus.

“Itulah kesalahannya. Dia lebih fokus pada kritik, membuat kesan yang baik. Dan ini serius di mata Paulus, karena murid-murid lain meniru Petrus, terutama Barnabas, yang bersama Paulus bahkan menginjili orang-orang Galatia,” lanjut paus.

Paus Fransiskus mengatakan, tanpa ada maksud demikian, Petrus menciptakan perpecahan yang tidak adil di dalam komunitas.

Paus Fransiskus saat audiensi umum mingguan di aula Paulus VI Vatikan, 14 Oktober 2020. (Foto oleh Alberto Pizzoli/AFP)

Berbicara kepada para peziarah yang hadir dan mengenakan penutup wajah untuk mencegah penyebaran COVID-19, paus mengatakan bahwa Paulus, pada dasarnya, menuduh Petrus munafik.

Ia mengatakan bahwa kemunafikan dapat didefinisikan sebagai “takut akan kebenaran.”

“Dalam lingkungan di mana hubungan antarpribadi hidup di bawah bendera formalisme, virus kemunafikan dengan mudah menyebar,” katanya.

Paus menambahkan bahwa kemunafikan sering dikecam dalam Alkitab. Ia mencontohkan Eleazar, seorang pria tua Yahudi yang menolak untuk menyelamatkan hidupnya dengan makan daging yang dikorbankan untuk dewa kaum kafir.

Mengutip Kitab Kedua Makabe, paus mengatakan bahwa Eleazar menolak karena generasi muda akan menyimpulkan bahwa dia telah “pergi ke agama asing” dan disesatkan.

“Ini sungguh episode yang indah untuk direnungkan untuk menjauhkan diri dari kemunafikan,” kata paus. “Injil juga melaporkan beberapa situasi di mana Yesus dengan keras mengecam mereka yang muncul hanya secara lahiriah, tetapi yang secara internal dipenuhi dengan kepalsuan dan kejahatan.”

Ia mendorong umat yang hadir untuk membaca Injil St. Matius pasal 23 dan mencatat berapa kali Yesus mengacu pada “orang-orang munafik.”

Bapa Suci menambahkan bahwa orang munafik adalah orang yang “berpura-pura, menyanjung, dan menipu” karena tidak berani menghadapi kebenaran.

“Mereka tidak mampu untuk benar-benar mencintai. Seorang munafik tidak tahu bagaimana mencintai. Mereka membatasi diri untuk hidup dalam egoisme dan tidak memiliki kekuatan untuk menunjukkan hati mereka secara terbuka,” katanya.

“Ada banyak situasi di mana kemunafikan bekerja. Hal ini sering disembunyikan di tempat kerja di mana seseorang tampak berteman dengan rekan kerja mereka. Namun pada saat yang sama, menikam mereka dari belakang karena persaingan. Dalam politik, bukanlah hal yang aneh untuk menemukan orang-orang munafik yang menampilkan sisi lain di depan umum dan sisi lain secara pribadi.”

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest