Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Misionaris Cinta Kasih tiba di Roma bersama 14 anak yatim Afganistan

Misionaris Cinta Kasih tiba di Roma bersama 14 anak yatim Afganistan

Anak-anak yang berusia 6 hingga 20 tahun adalah penghuni panti asuhan yang didirikan pada tahun 2006 oleh Misionaris Cinta Kasih di Kabul.

Suster-suster dari Misionaris Cinta Kasih dan 14 anak yatim piatu dari Afghanistan tiba dengan selamat pada di bandara internasional Roma pada Rabu (25/8).

Seorang imam Katolik dan lima suster dari kongregasi yang didirikan oleh Bunda Teresa tiba dengan salah satu dari dua penerbangan evakuasi dari Kabul yang mendarat di Roma pada 25 Agustus dengan membawa total 277 orang.

Pastor Giovanni Scalese, pemimpin misi Katolik di Afghanistan, juga tiba dalam penerbangan itu. Ia berada di Kabul selama delapan tahun, mempersembahkan Misa harian bagi WNA di kota itu di satu-satunya gereja Katolik di Afghanistan, yang terletak di dalam kedutaan Italia.




“Saya tidak akan pernah kembali ke Italia tanpa anak-anak ini,” kata Pastor Scalese kepada surat kabar Italia, La Repubblica.

“Kami tidak bisa meninggalkan mereka di sana,” kata imam itu.

Anak-anak yang berusia 6-20 tahun itu adalah penghuni panti asuhan yang didirikan pada 2006 oleh Misionaris Cinta Kasih di Kabul, yang kini terpaksa ditutup karena kota itu diambilalih oleh Taliban.

Sr. Bhatti Shahnaz, salah satu biarawati yang tiba di Roma dengan penerbangan evakuasi, juga bekerja dengan anak-anak cacat di Afghanistan bersama komunitasnya, Suster-Suster Cinta Kasih St. Jeanne Antide.

“Kami mengasuh 50 anak cacat secara intelektual dan mereka masih di sana,” katanya dengan berlinang air mata.

- Newsletter -

Pastor Matteo Sanavio, presiden For the Children of Kabul berada di bandara untuk menyambut kedatangan umat Katolik dari Afghanistan.

“Momen pertama yang kami bagikan adalah senyuman di balik masker kami,” kata Sanavio kepada Vatican News.

“Kami dapat berpelukan, dan kata-kata pertama yang kami ucapkan satu sama lain adalah: ‘Kami memuliakan Tuhan karena Dia telah melakukan hal-hal besar.’”

Anak-anak dan guru di luar fasilitas yang dikelola oleh para suster Katolik dari asosiasi For the Children of Kabul di Kabul, Afghanistan. (Foto milik For the Children of Kabul via CNA)

Menurut Menteri Pertahanan Italia Lorenzo Guerini, Italia telah menerima 2.659 warga Afghanistan yang dievakuasi, sekitar sepertiga dari mereka adalah anak-anak.

“Kami sangat berterima kasih kepada pasukan Italia atas kerja keras dan dedikasi mereka, untuk segalanya … Mereka berhasil membawa para suster ke tempat yang aman, benih-benih kecil kehadiran kasih Kristen ini di Afghanistan, dan terutama, kita harus berterima kasih kepada mereka karena telah membawa anak-anak kami, anak-anak dari Misionaris Cinta Kasih, yang mengalami cacat serius,” kata Pastor Sanavio.

Ia mengatakan bahwa asosiasi amalnya berencana untuk mengalihkan fokusnya untuk membantu keluarga Afghanistan yang telah pindah ke Italia.

“Misi asli kami untuk anak-anak terus dilanjutkan,” katanya. “Meskipun mereka sekarang di Italia, mereka masih ‘anak-anak Kabul.’”

Pastor Scalese mengatakan bahwa dia berharap untuk kembali ke Afghanistan untuk melanjutkan misinya jika kondisinya memungkinkan.

“Beberapa tahun ini agak sulit dan saya tidak menyangka bisa berakhir seperti ini. Tapi saya tidak terlalu pesimis. Afghanistan dapat kembali stabil. Kita tunggu saja nanti pemerintahan seperti apa yang akan dibentuk,” ujarnya.

Pastor Sanavio mengatakan bahwa Takhta Suci perlu mengevaluasi situasi Gereja Katolik di Afghanistan setelah evakuasi para imam Katolik dan suster-suster dari negara itu.

“Semua benih kasih ini mungkin tampak hilang hari ini di mata manusia, tetapi jika benih yang jatuh ke tanah tidak mati, ia tidak akan berbuah,” katanya.

“Sekarang, apa yang telah ditaburkan oleh para religius selama bertahun-tahun tetap ada di sana dan kami berharap dan berdoa agar itu berbuah.”

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest