Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus kepada para uskup: Orang kudus menyebarkan Injil, bukan 'program sosial'

Paus Fransiskus kepada para uskup: Orang kudus menyebarkan Injil, bukan ‘program sosial’

Paus Fransiskus berpesan kepada para uskup agar tidak hanya khawatir tentang sekularisasi dan kurangnya iman, tetapi berbuat sesuatu untuk menghadapinya

Paus Fransiskus mengajak para uskup Eropa agar mereka tidak hanya khawatir akan sekularisasi dan kurangnya iman, tetapi untuk melakukan sesuatu tentang hal itu dengan memperkenalkan orang-orang pada sukacita perjumpaan dengan Yesus.

“Begitu banyak orang dibujuk untuk merasakan hanya kebutuhan materi, dan bukan kebutuhan akan Tuhan,” kata paus saat Misa hari Kamis (23/9) di Basilika Santo Petrus. “Tentu saja, kami ‘sibuk’ dengan ini, tetapi apakah kami benar-benar ‘sibuk’ menanggapinya?”

“Sangat mudah untuk menilai mereka yang tidak percaya atau membuat daftar alasan sekularisasi. Itu tidak ada gunanya,” kata paus.

“Firman Tuhan menantang kita untuk melihat ke dalam diri kita sendiri. Apakah kita merasa prihatin dan berbelas kasih kepada mereka yang tidak memiliki sukacita perjumpaan dengan Yesus atau yang telah kehilangan sukacita itu? Apakah kita nyaman karena jauh di lubuk hati kita berjalan seperti biasa, atau apakah kita terganggu dengan melihat begitu banyak saudara dan saudari kita jauh dari sukacita Yesus?” lanjut paus.

Hal itu dikatakan Paus Fransiskus saat berbicara kepada 39 uskup dari Eropa selama Misa untuk Dewan Konferensi Waligereja Eropa (CCEE). Misa itu menandai pembukaan sidang pleno CCEE, yang berlangsung di Roma pada 23-26 September.




Dalam homilinya, Paus Fransiskus merenungkan bacaan dari Kitab Nabi Hagai.

“Kata-kata itu,  ‘Renungkan jalanmu!’ menantang karena dewasa ini di Eropa, kita orang Kristen dapat tergoda untuk berlindung dengan nyaman dalam struktur, rumah dan gereja kita, dalam keamanan yang disediakan oleh tradisi kita, puas dengan konsensus tertentu, sementara di sekitar kita gereja-gereja kosong dan Yesus semakin dilupakan,” kata paus.

- Newsletter -

Paus mendesak para uskup untuk memikirkan tentang berapa banyak orang yang telah kehilangan rasa lapar dan haus akan Tuhan, karena tidak ada seorang pun yang membangkitkan dalam diri mereka rasa lapar akan iman dan untuk memuaskan rasa haus itu di dalam hati manusia, haus bawaan dan abadi yang dibicarakan Dante (Par., II, 19) dan yang coba ditekan oleh kediktatoran konsumerisme.”

Paus Fransiskus juga mengingatkan adanya tantangan yang melihat iman sebagai “peninggalan masa lalu,” karena orang tidak melihat Yesus bekerja dalam kehidupan mereka.

“Seringkali ini karena kita, dengan hidup kita, belum cukup menunjukkan Dia kepada mereka,” kata paus.

“Tuhan membuat dirinya terlihat di wajah dan tindakan pria dan wanita yang diubah oleh kehadirannya. Jika orang Kristen, bukannya memancarkan sukacita Injil tapi terus berbicara dalam bahasa religius intelektual dan moralistik yang sudah usang, orang tidak akan dapat melihat Gembala yang Baik.”

Bapa Suci menjelaskan bahwa orang-orang “tidak akan melihat Tuhan yang cintaNya luar biasa yang kita wartakan, cinta yang menghangatkan, cinta kerinduan akan umat manusia.”

“Ini menuntut dari kita, saudara-saudara terkasih, keputusan yang bijaksana dan berani, yang dibuat atas nama cinta luar biasa yang dengannya Kristus telah menyelamatkan kita.”

Paus Fransiskus menambahkan bahwa “Yesus tidak meminta kita untuk berargumentasi tentang Tuhan, tetapi untuk menunjukkan kepada-Nya, dengan cara yang sama seperti yang dilakukan orang-orang kudus, bukan dengan kata-kata tetapi dengan hidup kita.”

Ia mengatakan bahwa orang-orang kudus tidak peduli dengan masa-masa kelam, kesulitan dan perpecahan yang selalu ada. Mereka tidak punya waktu untuk mengkritik atau menyalahkan. Mereka menjalankan Injil, tanpa mengkhawatirkan relevansi atau politik.”

Dengan kekuatan kasih Tuhan yang lembut, orang-orang kudus “membangun biara, merebut kembali tanah, menghidupkan semangat individu dan negara,” lanjut paus. “Mereka tidak memiliki ‘program sosial,’ dalam tanda kutip, tetapi hanya Injil.”

“Mari kita membantu Eropa saat ini, yang kelelahan – yang merupakan penyakit Eropa saat ini- agar menemukan kembali wajah muda Yesus dan Mempelai. Kita tidak boleh gagal mengabdikan diri sepenuhnya untuk membuat semua orang melihat keindahan yang tak pernah pudar ini,” kata paus.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest