Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus: Bebaskan anak-anak dari beban eksploitasi

Paus Fransiskus: Bebaskan anak-anak dari beban eksploitasi

Pesan paus ditujukan kepada direktur jenderal FAO Qu Dongyu pada awal pertemuan Forum Solusi Global

Paus Fransiskus menyerukan upaya baru untuk membebaskan anak-anak dari “beban berat eksploitasi tenaga kerja.”

Dalam sebuah pesan untuk forum yang diselenggarakan secara virtual oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada 2 November, paus menyerukan kepedulian baru bagi kaum muda.

“Sangat penting adanya tatanan yuridis yang tepat dan efektif, baik dalam lingkup internasional maupun nasional, untuk membela dan melindungi anak-anak dari mentalitas teknokratis berbahaya yang telah menguasai masa kini,” katanya dalam pesan yang ditandatangani atas nama paus oleh Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin.




“Untuk tujuan ini, harus ada peningkatan jumlah individu dan asosiasi di setiap tingkat yang bekerja untuk memastikan bahwa keinginan untuk keuntungan berlebihan yang membuat anak-anak dan remaja memikul beban eksploitasi tenaga kerja memberi jalan pada logika kepedulian.”

Pesan paus itu ditujukan kepada direktur jenderal FAO Qu Dongyu pada awal pertemuan Forum Solusi Global selama dua hari dengan tema “Bertindak bersama untuk mengakhiri pekerja anak di bidang pertanian.”

Forum tersebut merupakan bagian dari Tahun Internasional untuk Penghapusan Pekerja Anak, yang digagas oleh Majelis Umum PBB dan didukung oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).

FAO melaporkan bahwa 70% pekerja anak terjadi di lingkungan pertanian, dengan 112 juta anak bekerja di produksi tanaman, ternak, kehutanan, perikanan, atau budidaya perairan. Dalam pesannya paus menggambarkan pekerja anak sebagai “momok yang secara kejam melukai keberadaan yang bermartabat dan perkembangan yang harmonis dari anak-anak, membatasi peluang mereka untuk masa depan, karena mengurangi dan merusak hidup mereka demi memenuhi kebutuhan orang dewasa.”

- Newsletter -

“Konotasi negatif dari situasi ini telah diperburuk oleh pandemi, yang telah mendorong peningkatan jumlah anak di bawah umur untuk putus sekolah, dan akhirnya jatuh ke dalam cengkeraman perbudakan ini,” kata paus.

“Bagi kebanyakan adik-adik kita, tidak bersekolah berarti tidak hanya kehilangan kesempatan yang memungkinkan mereka menghadapi tantangan masa dewasa, tetapi juga jatuh sakit, yaitu kehilangan hak atas kesehatan, karena kondisi yang menyedihkan di mana mereka harus melaksanakan tugas-tugas yang dituntut secara keji dari mereka.”


Paus melanjutkan: “Jika kita fokus pada sektor pertanian, bahayanya bahkan lebih mengkhawatirkan, di mana ribuan anak laki-laki dan perempuan dipaksa bekerja tanpa henti, dalam kondisi yang melelahkan, genting dan merendahkan, menderita perlakuan buruk, pelecehan, dan diskriminasi.”


“Situasi akan menjadi sangat menyedihkan ketika orang tua sendiri yang terpaksa mengirim anak-anak mereka untuk bekerja, karena tanpa kontribusi aktif mereka, mereka tidak akan dapat menghidupi keluarga mereka.”
Menutup pesannya, paus mendorong komunitas internasional untuk terus berjuang dengan tegas dan bersama-sama melawan momok pekerja anak.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest