Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Para imam khawatir Beijing angkat uskup bagi keuskupan yang tidak diterima Vatikan

Para imam khawatir Beijing angkat uskup bagi keuskupan yang tidak diterima Vatikan

Beijing dikhawatirkan sedang mempersiapkan uskup baru untuk memimpin keuskupan yang belum diakui oleh Vatikan, menurut beberapa imam di Cina bagian utara.

Jika terbukti, langkah itu akan merusak kesepakatan penting yang dicapai tahun lalu antara Takhta Suci dan Beijing yang konon memberikan Vatikan hak suara dalam penunjukan para uskup di Cina.

Ketakutan para imam muncul setelah kongres Gereja Katolik baru-baru ini di Zhangjiakou, di provinsi Hebei, di mana anggota komite baru terpilih menjadi anggota Asosiasi Patriotik Katolik (CPA) yang didukung pemerintah dan dewan penasihat Keuskupan Zhangjiakou.

Keuskupan Zhangjiakou didirikan oleh Beijing pada tahun 1980 dan belum disetujui oleh Vatikan, yang sebaliknya mengakui keuskupan Xuanhua dan Xiwanzi, yang mencakup wilayah yang sama.

Beberapa imam saat kongres 4 Desember yang dihadiri 92 peserta, mengatakan dewan penasihat CPA dibentuk untuk “meletakkan dasar bagi pemilihan dan penahbisan uskup sendiri,” di keuskupan dan merusak upaya persatuan antara gereja-gereja “terbuka” dan “bawah tanah” seperti yang dianjurkan oleh paus.

Pastor Wang Zhengui, yang melayani sebagai rektor Keuskupan Zhangjiakou, terpilih sebagai direktur baru badan CPA sementara Pastor Zhang Li yang pernah bersama Vatikan mengakui Keuskupan Xuanhua diangkat menjadi wakil direktur pertama.

Menurut beberapa sumber, pemerintah menginginkan Pastor Wang menjadi uskup Zhangjiakou.

- Newsletter -

Pastor Zhang adalah seorang kritikus terkenal terhadap Uskup Koajutor Cui Tai dari gereja bawah tanah.

Pada bulan Maret, Uskup Cui meminta Pastor Zhang didiskors dari pelayanannya karena mempromosikan persekutuan antara komunitas bawah tanah dan komunitas terbuka yang dilihat sebagai pembelotan oleh Pastor Zhang ke pihak pemerintah.

Uskup Cui juga menuduhnya mengarahkan anggota gereja bawah tanah ke gereja yang disetujui Beijing.

Pastor Zhang, dengan dukungan pihak berwenang, merespons dengan menduga polisi menangkap Uskup Cui karena menolak bergabung dengan komunitas terbuka.

Keberadaan uskup saat ini, yang telah ditahan oleh pihak berwenang beberapa kali, masih belum diketahui.

“Pemerintah mengatur kongres ini dengan tujuan untuk sepenuhnya menggabungkan keuskupan bawah tanah Xuanhua dan Xiwanzi ke Keuskupan Zhangjiakou, dan kemudian memilih seorang uskup yang dikenalnya,” kata sumber gereja bawah tanah yang hanya mengidentifikasi dirinya sebagai Pastor Paul, kepada LICAS News.

Keuskupan Zhangjiakou sebelumnya dipimpin oleh para uskup yang ditunjuk dan ditahbiskan sendiri sampai tahun 1992, tetapi jabatan itu tetap kosong sejak saat itu dan sekarang Beijing ingin mengisinya tanpa restu Vatikan, bertentangan dengan kesepakatan yang mereka buat tahun lalu, kata Pastor Paul.

“Ini … tidak akan mempromosikan persatuan yang dianjurkan oleh paus tetapi memaksa Gereja untuk tunduk pada Beijing melalui semacam kekerasan administratif. Itu juga melanggar konstitusi yang mendukung hak untuk beragama, ”kata Pastor Paul.

Cara padang Beijing, menurut salah satu anggota gereja, Vatikan tidak perlu bersuara dalam pengangkatan seorang uskup di yurisdiksi yang tidak diakui. Cara lain untuk melihatnya adalah Beijing berusaha keras mempersenjatai Vatikan agar mengakui Keuskupan Zhangjiakou, kata anggota gereja itu.

Petunjuk lain dari niat Beijing terletak pada anggota lain dari komite CPA dan dewan penasehat keuskupan yang disebutkan sumber-sumber gereja.

Selain para imam dari komunitas terbuka di Zhangjiakou, yang duduk di sana juga ada para imam dari komunitas bawah tanah.

Namun, beberapa imam bawah tanah ini pernah dipaksa untuk mengambil bagian dalam “kelas konversi ideologis” pemerintah, yang membuat kesetiaan sejati mereka dicurigai, kata sumber-sumber itu.

Menurut sumber gereja lain yang disebut Pastor John, yang menghadiri kongres itu, Beijing tidak mau berkompromi dengan Vatikan.

“Mereka [pemerintah] tidak pernah ingin menyerah pada pemilihan dan penahbisan uskup sendiri,” katanya kepada LICAS News.

“Kongres ini menekankan keberadaan Keuskupan Zhangjiakou dengan pembentukan dewan penasihat keuskupan Zhangjiakou. Pemilihan sendiri dan penahbisan uskup sendiri adalah langkah selanjutnya,” katanya.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest