Sebuah gereja independen kecil di Singapura, yang dianggap sebagai sumber baru virus corona, dipaksa membatalkan pertemuan dan pelayanan selama setidaknya dua pekan dan tempat itu disemprot disinfektan, kata juru bicara pada 9 Februari.
Lima kasus virus corona yang dikaitkan dengan The Life Church and Missions dilaporkan di negara kota itu minggu lalu.
“Ketika gereja mengetahui kasus pertama pada 7 Februari, pada hari itu juga kami melibatkan perusahaan pembersih profesional untuk mendisinfeksi seluruh tempat kami,” CNA mengutip pernyataan juru bicara itu.
Kelima orang itu termasuk pasangan suami istri dari Wuhan di Cina, yang menjadi sumber wabah mematikan yang telah menewaskan sedikitnya 910 orang di seluruh dunia pada 9 Februari, serta tiga warga Singapura.
Kelima orang itu telah mengunjungi gereja tersebut, menurut Kementerian Kesehatan negara itu.
Pasangan Cina, keduanya 56 tahun, mengunjungi gereja setelah tiba di Singapura pada 19 Januari, kata seorang pejabat kementerian.
Seorang wanita Singapura berusia 39 tahun kembali dari perjalanan selama seminggu ke Malaysia pada 29 Januari, sementara dua penduduk setempat lainnya tidak meninggalkan negara itu, tetapi telah mengikuti kegiatan di The Life Church and Missions, pejabat itu menambahkan.
Gereja mengatakan telah menutup pintunya pada tanggal 7 Februari dan terpaksa menyiarkan ibadah hari Minggu kepada jemaatnya secara online. Gereja itu juga bekerja sama dengan pihak berwenang dalam melacak pengunjung gereja sehingga mereka dapat diperiksa untuk mengetahui apakah terjangkit atau tidak.
Ia juga mengatakan bahwa ketika nanti gereja dibuka kembali, gereja akan melakukan pemeriksaan suhu tubuh para jemaat dan memberikan topeng sesuai dengan nasihat kementerian kesehatan.