Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus ingatkan lembaga gereja agar tidak elitis, tidak pentingkan diri sendiri

Paus ingatkan lembaga gereja agar tidak elitis, tidak pentingkan diri sendiri

Paus Fransiskus memperingatkan organisasi-organisasi dan institusi-institusi gereja agar waspada terhadap “godaan dan penyakit” yang bisa membuat mereka lupa akan misi Gereja bagi kaum miskin.

Dalam sebuah pesan kepada Serikat Misi Kepausan, paus mengatakan bahwa mereka yang terlibat dengan kegiatan misi gereja harus waspada dan tidak boleh melalaikan perhatian terhadap orang miskin.

“Bagi Gereja, preferensi untuk orang miskin bukanlah pilihan,” kata Paus Fransiskus.

Dalam sebuah pesan setebal 10 halaman, paus menyebutkan “perangkap” yang harus dihindari oleh mereka yang bekerja dengan Gereja, seperti “mementingkan diri sendiri, pegang kendali atas komunitas, elitisme, tertutup bagi orang lain, abstraksi, serta fungsionalisme.”




Paus mengatakan bahwa organisasi dan lembaga gereja “kadang-kadang berakhir … mencurahkan energi dan perhatian terutama untuk mempromosikan diri mereka sendiri dan mengiklankan apa yang mereka lakukan.”

“Beberapa orang tampaknya didominasi oleh obsesi untuk secara terus-menerus mempertahankan betapa pentingnya diri mereka dan membangun benteng pertahanan mereka di dalam Gereja, dengan tujuan untuk mengulang kembali misi khusus mereka,” katanya.

Paus Fransiskus juga memperingatkan bahwa beberapa lembaga gereja “berkeinginan untuk melakukan supremasi dan kontrol atas komunitas yang seharusnya mereka layani.”

- Newsletter -

“Sikap ini hampir selalu disertai dengan klaim bahwa mereka menjalankan peran ‘pengawas’ yang terpanggil untuk menentukan legitimasi kelompok lain,” katanya.

“Mereka pada akhirnya bertindak seolah-olah Gereja adalah produk dari perhitungan, rencana, kesepakatan, dan keputusan kita semata,” kata paus.

Dia juga memperingatkan adanya “perasaan elitis … di antara mereka yang merupakan bagian dari kelompok dan lembaga yang terorganisasi dalam Gereja” yang tujuan utamanya kadang-kadang adalah untuk mempromosikan “hak istimewa oligarki mereka.”

Paus mengatakan bahwa “godaan elitis” disertai oleh “sentimen superioritas dan intoleransi terhadap sesama umat beriman.”
Dia mengatakan bahwa begitu terlena dengan “kepentingan diri sendiri,” lembaga dan entitas yang terhubung dengan Gereja kehilangan kontak dengan realitas dan menjadi korban ide-ide abstrak.

Pemandangan depan basilika St. Petrus di Vatikan. (Foto shutterstock.com)

“Mereka melipatgandakan contoh rencana strategis untuk menghasilkan proyek dan pedoman yang hanya berfungsi sebagai sarana promosi,” kata Paus Fransiskus.

Dia mengatakan bahwa “organisasi yang mementingkan diri sendiri dan elitis” sering berujung meniru model duniawi, yang berakar pada persaingan, baik ekonomi maupun sosial.

Sejak pemilihannya pada tahun 2013, Paus Fransiskus berulang kali memperingatkan bahwa “Gereja yang takut mempercayakan dirinya pada rahmat Kristus dan fokus pada birokrasi sendiri artinya mati.”

Paus memulai pesannya dengan merenungkan pesta Kenaikan Tuhan, dan mendefinisikan misi Gereja sebagai ” karya Roh Kudus dan bukan konsekuensi dari ide dan proyek manusia.”

“Hal inilah yang membuat kegiatan misi membuahkan hasil dan melindunginya dari anggapan bahwa itu karya manusia semata, apalagi godaan untuk memaknai kenaikan Kristus secara fisik ke surga, untuk proyek-proyek dan tujuan ‘klerus’ yang sempit,” katanya.

Mengutip anjuran apostolik “Sukacita Injil” paus mengulangi beberapa “elemen penting misi” yang berpusat pada iman sebagai pemberian Tuhan dan bukan hasil proselitisme.




“Jika seseorang mengikuti Yesus, senang untuk mengikutinya, maka orang lain akan memperhatikan,” katanya.

“Kegembiraan yang terpancar dari mereka yang tertarik oleh Kristus dan oleh Roh-Nya dapat membuat karya misi apa pun untuk berbuah,” katanya.

Dia mendesak serikat misi untuk selalu bersyukur dan rendah hati dan untuk fokus pada kondisi nyata yang dihadapi orang, dengan keterbatasan, dosa, dan kelemahan mereka sendiri.

Paus Fransiskus mengatakan Gereja “bukan kantor bea cukai, dan siapa pun yang berpartisipasi dalam misi Gereja dipanggil untuk tidak menambah beban yang tidak perlu pada orang-orang yang sudah tidak berdaya atau menuntut mengikuti program-program formasi agar bisa mendapatkan apa yang Tuhan berikan dengan mudah, atau untuk membangun penghalang atas kehendak Yesus, yang berdoa untuk kita semua dan ingin menyembuhkan serta menyelamatkan semua orang.”

Dia mengatakan Serikat Misi Kepausan hendaknya membiarkan pekerjaan mereka diterangi oleh “percikan cinta sejati bagi Gereja sebagai cerminan kasih bagi Kristus.”

Misa di sebuah gereja Katolik di Senegal, Afrika Barat, Januari 2019. (Foto shutterstock.com)

“Maju terus dengan penuh semangat!” kata paus

“Ada banyak yang harus dilakukan dalam perjalanan yang menanti Anda. Jika ada perubahan yang harus dilakukan dalam prosedur, ada baiknya bahwa hal ini mengarah pada pengurangan beban, bukan menambah beban, yang mengarah pada fleksibilitas kerja dan bukannya menghasilkan birokrasi yang kaku,” kata paus.

“Ada banyak yang harus dilakukan dalam perjalanan yang menanti Anda. Jika ada perubahan yang harus dilakukan dalam prosedur, ada baiknya bahwa hal ini mengarah pada pengurangan beban alih-alih meningkatkan beban, yang mengarah pada fleksibilitas operasional dan tidak menghasilkan birokrasi yang lebih kaku yang melibatkan ancaman introversi, ”kata paus.

Serikat Misi Kepausan, yang berada di bawah Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa, meliputi Serikat Kepausan untuk Pengembangan Iman, Serikat Kepausan Anak/Remaja Misione, Serikat Kepausan St. Petrus Rasul untuk Pengembangan Panggilan, dan Serikat Kepausan Persekutuan Misioner untuk Imam, Religius dan Awam

Karya-karya ini membantu gereja-gereja dan komunitas miskin di seluruh dunia dan membantu lebih dari 9.000 klinik kesehatan, 10.000 panti asuhan, 1.200 sekolah, 80.000 seminaris, dan 9.000 suster serta bruder pada lebih dari 1.150 keuskupan misi – kebanyakan di Afrika dan Asia.

Paus Fransiskus mengirim pesannya setelah Sidang Umum tahunan serikat misi, yang semula ditetapkan untuk 2 Mei, dibatalkan karena pandemi virus corona.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest