Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus tegaskan kembali komitmen pada ekumenisme

Paus Fransiskus tegaskan kembali komitmen pada ekumenisme

Paus Fransikus, pemimpin 1,2 miliar umat Katolik di seluruh dunia, memperbarui komitmen Gereja pada ekumenisme saat peringatan 25 tahun ensiklik Paus St. John Paul II ‘Ut unum sint” -agar semua menjadi satu.

Paus mengatakan keinginan Paus St. Yohanes Paulus II ketika dia menulis ensiklik tentang “Komitmen terhadap Ekumenisme” adalah agar Gereja memperhatikan ajaran “agar semua menjadi satu.”

Dalam sebuah surat kepada Kardinal Kurt Koch, presiden Dewan Kepausan untuk Memajukan Persatuan Kristiani, Paus Fransiskus mengatakan ensiklik itu menegaskan komitmen Gereja yang “tidak dapat dibatalkan” dalam memajukan persatuan di antara Gereja-Gereja Kristen.




Paus St. Yohanes Paulus II menerbitkan surat itu 25 tahun yang lalu saat Hari Raya Kenaikan Tuhan, dan menempatkannya di bawah bimbingan Roh Kudus, pencipta persatuan dalam keberbedaan.

“Dalam konteks liturgi dan spiritual yang sama, kita sekarang memperingati dan menganjurkannya sekali lagi kepada Umat Allah,” kata Paus Fransiskus.

Dalam suratnya, Paus Fransiskus mencatat bahwa Konsili Vatikan II mengakui gerakan ekumenisme “muncul karena kasih karunia Roh Kudus.”

Dia menekankan bahwa “hanya Roh Kudus yang dapat mengobarkan keberagaman, multiplisitas, dan pada saat yang sama, menghasilkan kesatuan.”

- Newsletter -

“Konsili itu juga mengajarkan bahwa Roh, dengan berbagai jenis karunia dan pelayanan rohani, menjadi prinsip persatuan Gereja,” kata paus.

Paus Fransiskus mengatakan ensiklik itu menegaskan kembali bahwa keberagaman tidak bertentangan dengan persatuan Gereja, melainkan meningkatkan keistimewaannya dan berkontribusi besar pada pemenuhan misi.

Menyembuhkan luka lama

Dalam ensiklik itu, Paus St. Yohanes Paulus II mengatakan bahwa terlepas dari perbedaan doktrinal yang perlu diselesaikan, “umat Kristiani tidak dapat meremehkan beban kekhawatiran sejak lama yang diwariskan dari masa lalu, dan kesalahpahaman serta saling berprasangka.”

“Kepuasan diri, ketidakpedulian, dan kurangnya pengetahuan akan satu sama lain sering membuat situasi ini lebih buruk,” bunyi ensiklik tersebut.

Paus Fransiskus mengatakan bahwa dia berbagi “ketidaksabaran yang sehat” dari orang-orang yang berpikir bahwa “kita dapat dan harus berbuat lebih banyak.”

Akan tetapi paus mengatakan orang-orang Kristen tidak boleh merasa kurang iman atau rasa syukur dalam menyembuhkan luka yang diwariskan selama berabad-abad.

“Pengetahuan dan harga diri yang saling menguntungkan telah tumbuh dan membantu mengatasi prasangka yang telah berakar,” katanya.

“Dialog teologis dan dialog kasih telah berkembang, serta berbagai bentuk kerja sama dalam dialog kehidupan, baik di tingkat pastoral maupun budaya,” tambah paus.

Dalam suratnya, paus juga berbicara kepada para pemimpin dan pengikut dari berbagai Gereja dan komunitas Kristen yang merupakan “sahabat kita dalam perjalanan ini.”

“Seperti murid-murid Emmaus, semoga kita mengalami kehadiran Kristus yang bangkit yang berjalan di sisi kita dan menjelaskan Kitab Suci kepada kita,” katanya.

“Semoga kita mengenalinya dalam pemecahan roti, sambil menunggu hari ketika kita akan berbagi meja Ekaristi bersama-sama,” kata paus.

Paus Fransiskus menyatakan rasa terima kasihnya kepada orang-orang yang bekerja di dikasteri untuk memajukan persatuan kristiani yang telah merawat “kesadaran akan tujuan yang tidak dapat dibatalkan ini” untuk menumbuhkan semangat ekumenisme.

Dia memuji inisiatif dikasteri ini, termasuk “Vademecum Ekumenis bagi para Uskup” yang akan dirilis akhir tahun ini dan peluncuran jurnal Acta Ecumenica.

Paus mengatakan persatuan tentu saja merupakan “anugerah Roh Kudus, dan bukan pertama-tama hasil kerja kita.”

Dia mendorong umat untuk meminta Roh Kudus “agar membimbing langkah-langkah kita dan memungkinkan semua orang mendengar panggilan untuk bekerja bagi ekumenisme dengan semangat baru.”

“Semoga Roh mengilhami gerakan profetis baru dan memperkuat kasih persaudaraan di antara semua murid Kristus,” kata paus.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest