Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus ingatkan pentingnya Ekaristi

Paus Fransiskus ingatkan pentingnya Ekaristi

Paus Fransiskus mengingatkan umat beriman akan pentingnya Ekaristi sebagai peringatan yang menyembuhkan ingatan lemah manusia.

“Janganlah kita lupa, Misa adalah peringatan yang menyembuhkan ingatan, ingatan hati,” kata paus dalam kotbahnya pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus (Corpus Christi) di Vatikan (14/6).

Selama bertahun-tahun, para paus telah merayakan pesta itu di lingkungan yang berbeda di sekitar Roma atau di Basilika St. John Lateran yang diikuti dengan prosesi satu mil ke Basilika Santa Maria Mayor.

Prosesi yang khidmat itu, di mana paus atau seorang imam membawa monstran berisi Sakramen Mahakudus melalui jalan-jalan, selalu dipenuhi oleh ribuan orang.




Namun tahun ini perayaan diadakan di dalam Basilika Santo Petrus dengan hanya sekitar 50 orang yang hadir. Itu diakhiri dengan adorasi dan penyembahan Sakramen Mahakudus dalam keheningan.

Paus Fransiskus mendesak umat Katolik untuk “menemukan kembali” adorasi Ekaristi” yang dia sebut akan “memberi kita banyak kebaikan, dan menyembuhkan kita dari dalam.”

Dia mengatakan sangat penting untuk “mengingat kebaikan yang telah kita terima” karena jika tidak “kita menjadi orang asing bagi diri kita sendiri.”

- Newsletter -

“Tanpa ingatan, kita tercabut dari tanah yang menyehatkan kita dan membiarkan diri kita terbawa seperti daun-daun yang diterbangkan angin,” kata Paus.

Dia mengatakan kenangan  “mempersatukan kita dengan Tuhan dan orang lain,” dan bahwa jika mengenang “kita mengikat diri kita lagi pada ikatan yang terkuat; kita merasa menjadi bagian dari sejarah hidup, pengalaman hidup suatu bangsa.”

Paus mengatakan bahwa masalah terjadi “jika rantai transmisi ingatan terputus.” Dia mengatakan orang tidak akan mengingat jika mereka tidak mengalaminya.

Paus Fransiskus mengatakan Ekaristi adalah “kenangan akan Tuhan,” yang “menyembuhkan kita dari luka-luka kita.’

“Dia tidak hanya meninggalkan kita kata-kata, karena kata-kata yang kita dengar mudah dilupakan. Dia tidak hanya meninggalkan kita Kitab Suci, karena mudah untuk melupakan apa yang kita baca. Dia tidak hanya meninggalkan tanda kepada kita, karena kita dapat melupakan apa yang kita lihat. Dia memberi kita Makanan, karena tidak mudah untuk melupakan sesuatu yang benar-benar kita rasakan, ”kata Paus.

Dia mengatakan orang memiliki ingatan “yang ditandai oleh kurangnya kasih sayang dan kekecewaan yang disebabkan oleh orang-orang yang seharusnya memberi mereka cinta, namun sebaliknya menjadi yatim piatu di hati mereka.”

Paus mengatakan orang-orang ingin “kembali dan mengubah masa lalu” tetapi hanya Tuhan yang dapat menyembuhkan luka ingatan, dengan menempatkan dalam ingatan kita cinta yang lebih besar, yaitu cintanya sendiri.”

Paus Fransiskus berkata bahwa melalui Ekaristi menyembuhkan “hal-hal negatif yang begitu sering meresap ke dalam hati kita.”

“Tuhan menyembuhkan ingatan negatif ini, yang menyeret hal-hal yang salah ke permukaan dan meninggalkan kita dalam keadaan menyedihkan bahwa kita tidak berguna, bahwa kita hanya membuat kesalahan, bahwa kita sendiri adalah kesalahan,” kata paus.

Dia mengatakan bahwa setiap kali umat beriman menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam Misa menjadi pengingat “bahwa kita berharga, bahwa kita adalah tamu yang telah dia undang ke perjamuannya, teman-teman yang ingin dia makan bersama.”

“Tuhan tahu bahwa kejahatan dan dosa tidak menjadikan kita. Mereka adalah penyakit, infeksi. Dan dia datang untuk menyembuhkan mereka dengan Ekaristi, yang mengandung antibodi untuk ingatan negatif kita, “kata paus.

“Akhirnya, Ekaristi menyembuhkan ingatan kita yang tertutup,” kata Paus Fransiskus, seraya menambahkan bahwa “luka yang kita simpan di dalam diri kita” membuat orang lain takut dan curiga.

“Kita mulai dengan menutup diri dan berakhir menjadi sinis dan acuh tak acuh. Luka kita dapat membuat kita bereaksi terhadap orang lain dengan kesombongan, dengan anggapan bahwa dengan cara ini kita dapat mengendalikan situasi,” katanya.

Paus mengatakan bahwa Tuhan menyembuhkan ingatan yang rusak ini dengan “menawarkan dirinya kepada kita dalam kesederhanaan roti.”

” Roti itu juga mengajak kita agar kita tidak menyia-nyiakan hidup kita dalam mengejar berbagai ilusi yang kita pikir tidak bisa hidup tanpa mereka, namun yang membuat kita merasa kosong, hampa di dalam diri kita,” katanya.

“Ekaristi memuaskan rasa lapar kita akan hal-hal materi dan menyalakan hasrat kita untuk melayani. Ekaristi membangkitkan kita dari gaya hidup kita yang nyaman dan malas dan mengingatkan kita bahwa kita bukan sekedar mulut yang disuap, tetapi juga menjadi tangan untuk digunakan untuk memberi makan kepada orang lain, ”kata Paus Fransiskus.

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest