Home LiCAS.news Bahasa Indonesia Church & Society (Bahasa) Paus Fransiskus desak umat Kristiani mengikuti 'hati nurani'

Paus Fransiskus desak umat Kristiani mengikuti ‘hati nurani’

Paus Fransiskus menyerukan kepada umat Kristiani agar menghormat “kebebasan nurani” pada saat peringatan Hari Hati Nurani pada 17 Juni.

Berbicara saat audiensi umum, Paus menganjurkan semua orang Kristen untuk menjadi ”teladan konsistensi hati nurani yang jujur.”

Paus mengatakan bahwa peringatan Hari Hati Nurani terinspirasi oleh kesaksian diplomat asal Portugal, Aristides de Sousa Mendes.




Mendes, kata Paus Fransiskus, mengikuti “suara hati nuraninya dan menyelamatkan nyawa ribuan orang Yahudi dan orang-orang yang dianiaya lainnya.”

Pada tahun 1940, Mendes, yang pernah menjadi konsul di kota Bordeaux di Prancis, menentang perintah pihak berwenang dan tetap mengeluarkan visa dan paspor bagi ribuan orang Yahudi yang melarikan diri dari pembantaian Holokos.

Selama Perang Dunia II, Portugal adalah negara netral, yang dikuasai oleh para pengungsi. Pemerintah Portugal mengeluarkan perintah yang melarang pengungsi memasuki negara itu.

Tersentuh oleh penderitaan para pengungsi, Mendes menentang perintah itu dan mengikuti nuraninya.

Diplomat Portugal Aristides de Sousa Mendes.
- Newsletter -

Sejarawan menggambarkan apa yang dia lakukan barangkali sebagai  “tindakan penyelamatan terbesar oleh satu individu.”

Mendes diyakini telah memberikan setidaknya 10.000 visa pada bulan Juni dan Juli tahun 1940 sebelum ia dipanggil kembali ke Lisbon.

Setelah tindakan beraninya, dia diasingkan dan dikeluarkan dari korps diplomatik. Anak-anaknya juga dicegah untuk tidak memperoleh pekerjaan yang menguntungkan.

Mendes berusaha membersihkan namanya tetapi pemerintah Portugal pada saat itu mengabaikannya. Dia meninggal dalam kemiskinan pada 3 April 1953, di sebuah rumah sakit Fransiskan di Lisbon.

Pada tahun 1966, Israel memasukkan Mendes dalam daftar “Righteous Among the Nations,” sebuah pengakuan untuk non-Yahudi yang dengan heroik menyelamatkan orang-orang Yahudi selama Holokos.

Pemerintah Portugal kemudian mempromosikannya menjadi duta besar setelah kematiannya dan secara resmi meminta maaf kepada keluarganya.

Dalam audiensi umumnya, Paus Fransiskus juga mengatakan bahwa umat Kristen harus melayani sebagai “perantara” terlepas dari segala kelemahan dunia.

“Menjadi marah itu baik, bisa menyehatkan, sedangkan mengutuk tidak ada gunanya. Mari kita saling mendoakan, karena ini akan banyak membantu kita, ”kata paus.

Dia mengambil contoh Musa dalam Alkitab yang meminta belas kasihan Tuhan bagi umat-Nya ketika mereka berdosa.

Paus Fransiskus berkata bahwa orang-orang Kristen juga harus memikirkan “orang-orang paling berdosa, orang-orang jahat, pemimpin paling korup” karena mereka juga “anak-anak Allah.”

Paus mengatakan Musa meragukan dirinya sendiri ketika Tuhan memanggilnya. “Ini juga terjadi pada kita: ketika kita memiliki keraguan, bagaimana kita bisa berdoa?” katanya.

Dia mengatakan kepedulian Musa terhadap umatnya adalah contoh dari “kebesaran para gembala” yang bertindak sebagai jembatan, yang jauh dari sikap “otoriter dan lalim.”

© Copyright LiCAS.news. All rights reserved. Republication of this article without express permission from LiCAS.news is strictly prohibited. For republication rights, please contact us at: [email protected]

Support Our Mission

We work tirelessly each day to tell the stories of those living on the fringe of society in Asia and how the Church in all its forms - be it lay, religious or priests - carries out its mission to support those in need, the neglected and the voiceless.
We need your help to continue our work each day. Make a difference and donate today.

Latest